Kamis, Januari 22, 2009

'Perihal; Grup Band Genesis.'


Bagi saya Genesis masih merupakan grup band dengan lagu-lagunya yang masih melekat di telinga saya sampai saat ini. Nggak kebayang ketika member band ini mengeluarkan album-album masterpiece mendunia pada usia 20-an tahun;

- Peter Gabriel
- Stephen Hackett
- Tony Banks
- Phil Collins
- Mike Rutherford ... (yang permainan bass-nya seolah tersembunyi / nggak dominan tapi kalo didengar baik-baik, permainannya bak orang jawa yang sedang klangenan...).

Hampir semua albumnya saya punya, kecuali yang keluaran pertama tahun 1968; 'From Genesis To Revelation'. Saya sempet denger 1-2 lagu di dalamnya antara lain; In Hidding dan The Conqueror. Menurut saya dalam album ini belum terdengar konsep musik mereka yang 'aneh', syair saintis dan semacam dongeng-dongeng mitos/legenda atau cerita-cerita kondisi sosial di Inggris pada abad pertengahan.

Pada album 'Trespass' (1971), konsep musik mereka mulai kentara. Menurut saya album-album Genesis era Peter Gabriel dan Phil Collins masing-masing punya masterpiece sendiri-sendiri.

'Album Selling England By The Pound' tahun 1974 dijadikan acuan habis-habisan oleh musisi-musisi Indonesia era tahun 70-an (grupnya Eros Djarot, Keenan Nasution dll.) ketika mengeluarkan album Badai Pasti Berlalu, salah satu lagu yang berjudul (kalo nggak salah) = Melody, pada bagian refrein-nya, terdapat satu nukilan aransemen melodi yang mirip dengan salah satu bagian lagu After The Ordeal.

Dalam album ini terdapat sebuah lagu yang merupakan metafora kisah cinta antara Romeo & Juliet tapi dalam kondisi sosial masa kini (tahun 70-an) yaitu; The Cinema Show.

Mendengarkan musik dan syair grup band Genesis era Peter Gabriel itu seperti mendengarkan dongeng-dongeng yang bisa jadi di negeri antah berantah. Seperti lagu The Fountain Of Salmacis (album 'Nursery Crime', keluaran 1972), yang menceritakan ada anak dewa yang dihukum menjadi hermaprodit gara-gara meminum air Salmacis..... hebatnya bisa dibikin lagu yang bisa didengar dengan melodi yang unik.

Ada juga lagu yang panjangnya nggak ketulungan, sampai 20-an menit; Supper's Ready dari album 'Foxtrot', keluaran 1972. Saya nggak bisa membayangkan, bagaimana mereka mengaransemen, memainkan dan merekam lagu ini. Padahal tahun 70-an teknologi rekaman musik belum memungkinkan untuk dilakukan pengulangan-pengulangan pada bait-bait / melodi-melodi tertentu. Jadi mereka mainnya langsung direkam, termasuk improvisasi-improvisasi yang dilakukannya secara spontan.

Sayangnya - namun keputusan ini yang menurut saya menjadikan Genesis tetap melegenda - Peter Gabriel harus mengundurkan diri setelah album 'The lambs lies down on Broadway', keluaran 1975. Lagu-lagu seperti The carpets crawlers, In the cage dan The colony of slippermen, menunjukkan kemampuan mereka dalam melakukan eksplorasi konsep bermusik dan bersyair di dalamnya.

Pada era Phil Collins, sempat 2 album grup yang memang diawaki personil-personil yang jenius dalam bermusik ini gamang dalam menawarkan model melodi dan gubahan syair pasca ditinggalnya Peter Gabriel.

Kedua album itu; 'Wind and wuthering' dan 'Trick of tail' keduanya pada kisaran tahun 1976 dan 1977, menurut saya melodi-melodi dan syair dalam kedua album ini sedikit 'memaksa' dengan karakter vokal Phil Collins.... tapi masih asyik juga (dasar nge-fans !)... apalagi kalo denger lagu One for The Vine, In The Quiet Earth, Squonk dan Los Endos dalam kedua album itu....... wah wah wah... kombinasi permainan intrument; melodi, bas, synthesizer dan drum-nya.... hhmmmmm membawa ke alam nirwana... apalagi kalo didengar di daerah yang berhawa sejuk kayak malang..... SIP.... wis pokok-e jan jos gandhos !

Pada tahun 1977 mereka melakukan konser musik yang menggunakan teknologi dry ice pertama di dunia . Setelah konser yang direkam dalam album 'Seconds Out' itu (salah satu bintang tamu dalam konser itu adalah drumer YES= Bill Bruford), gitarisnya Stephen Hackett hengkang dari Genesis (dia sempat bikin 1 album yang juga sempat dibicarakan anak-anak penyuka musik rock progresive pada akhir 80-an bersama Stewe Howe/gitaris YES dengan membentuk grup band bernama = GTR).

Dalam konser itu, permainan melody gitar Stephen Hackett dalam lagu fenomenal The Firth of Fifth serasa dalam dan menyeruak ke dalam relung sanubari terdalam, yang mampu membawa pendengarnya menerawang ke alam lain; menembus ruang dan waktu.

Album 'and then there were three' 1978 akhirnya hanya diawaki oleh 3 orang personilnya saja; Phil Collins, Tony Banks dan Mike Rutherford. Sekali lagi pada album ini, konsep musiknya juga 'memaksa' baik syair maupun gubahan melodinya. Bahkan Mike Rutherford yang biasanya nge-bass, menurut saya, juga dipaksa untuk menjadi mirip dengan sayatan gitarnya Steve hackett. Beberapa lagunya juga dijadikan referensi pemusik-pemusik Indonesia (grup Gank Pegangsaan), seperti; The Burning Rope, Follow you follow me dan Many too many.

Pada tahun 1980, mendadak sontak konsep bermusik mereka berubah total; lebih mendekati new wave, tapi tetap dengan nuansa 'aneh' dan dalam satu album menceritakan satu cerita yang runtut, yakni 'Duke'. Menurut saya, album ini adalah masterpiece-nya era Phil Collins.... dan era dimulainya konsep melodi musiknya berubah.... dari syahdu menjadi menghentak.

Saya sendiri baru kenal Genesis pada tahun 83-an, masih smp, pake celana pendek warna biru tua (dengan dengkul berwarna kecoklatan gara-gara di smp saya maktu itu ada kewajiban ngepel kelas).

Pas lagi ngetop-ngetopnya lagu Mama dan Home by The Sea dari album 'Genesis'. Karena jatuh cinta sama Genesis jadilah saya berburu ke album-album sebelumnya.

Album tersebut merupakan awal perubahan konsep musik grup band ini dari model progresive rock yang klasik dengan syair yang bernuansa dongeng dan sci-fi menjadi pop rock dengan syair yang berthemakan tentang cinta dan kritik sosial.

Seperti album 'Invicible touch', keluaran 1987 yang dalam beberapa lagu-nya merefleksikan kritik sosial atas berlakunya suatu sistem yang salah tapi terlanjur mendunia, yaitu; The Domino dan beberapa syahdu berthemakan cinta dengan syair yang dalam seperti Into deep.

Album 'We can dance', keluaran 1992, lebih memantapkan lagi bahwa Genesis telah beralih menjadi grup band pop rock dengan thema cinta dan kritik sosial yang menjadi andalan, seperti; Hold on my heart, No son of mine dan Driving the last spike (lagu ini menceritakan tentang beratnya kehidupan kaum buruh Inggris yang mengerjakan proyek rel kereta api di abad 19).

Kalo diperhatikan, pada era Phil Collins, ada bedanya karakter vokal Phil Collins pas nyanyi single dan nyanyi untuk Genesis. Untuk Genesis, karakter vokal Phil Collins sedikit 'ngotot'. Setelah tahun 2002-an sempet operasi pita suara, pasti ada beda kualitas suaranya.

Album terakhir Genesis Calling all the station, keluaran 1996, dirilis setelah Phil Collins memutuskan undur diri dari Genesis, tahun 1995. Dalam album ini, menurut saya lebih menunjukkan dominasi Tony Banks dalam mengaransemen musik dan menuliskan syair di dalamnya.

Pada tahun 1999, pernah digagas adanya reuni Genesis dengan formasi klasik. Sayangnya belum terealisasi. Mungkin faktor ego dalam berkonsep musik, setelah masing-masing personilnya telah menjadi musisi yang sukses. Dalam album kompilasi lagu terbaiknya keluaran tahun 1999, lagu The Carpets Crawlers sempat di daur ulang, dimana seluruh personil lamanya memainkan setiap instrument persis sama ketika lagu ini dimainkan 25-an tahun sebelumnya.

Baru-baru ini Genesis formasi Phil Collins melakukan konser reuni dan direkam. Saya belum punya yang rekaman CD album Live 2007.... saya liat di salah satu toko CD di PIM 2 lantai 4 kemarin ada.
Jaman sekarang memang jamannya audio CD, yang menawarkan kualitas suara bening, jelas tanpa distorsi. Tapi masalahnya, kuping saya ini termasuk kuping orang-orang ketika kualitas pita kaset dirasakan sebagai perwujudan kualitas suara yang terbaik pula, pada jamannya. Jadi seringkali saya rindu dengan suara kresek-kresek keluaran audio Tape (bacanya Tip, bukan Tape camilan yang diproduksi orang Bandung sebagai peuyeum itu) recorder. Kangen dengan suasana hati yang menunggu alunan melodi musik setelah suara kresek-kresek beberapa saat sebelum intro sebuah lagu masuk dari audio Tape (sekali lagi dibaca; Tip, huruf 'i' seolah ada penekanan huruf 'e' dalam konotasi rendah).

Pada jaman saya smp-sma dulu, perusahaan kaset yang khusus mengkopi grup-grup musik progresive namanya YESS, harganya 1.25 K atau 1250 rupiah.... sampulnya unik warna hijau atau biru gradasi putih dan ada logo grup musik YES (jaman masih boleh beredar kaset bajakan).

Demikianlah ulasan saya tentang grup band Genesis. Nanti saya juga akan ulas juga beberapa grup progresive rock tahun 70-an yang berimbas mendunia - setidaknya menjadi inspirasi bagi musisi di Indonesia - pada 80-an, macam; YES, Pink Floyd, ELP, Rush, marillion dll.

Anton Joedijanto,
Medio Pebruari 2008.
(sebagian saya posting dalam milis Club-80)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.