Selasa, Januari 20, 2009

'Dinamika Seleksi Alam Sistem Finansial Global.'

Dear All,

Sekedar sharing informasi, perihal adanya kecenderungan terjadinya perubahan system financial dunia yang sangat mendadak, dimana ‘hanya’ diperlukan waktu +- 3 hari sejak dirilisnya kesadaran publik melalui media massa bahwa di AS terjadi krisis ekonomi terburuk sejak tahun 1930-an (pada 17 Sept. 2008), dilanjutkan dengan bangkrutnya Lehman Brothers yang diprediksi berdampak pada berhentinya investasi modal di Indonesia dan akhirnya berita tentang rontoknya Institusi Wall Street, sebagai dampak bangkrutnya Lehman Brothers sebagai salah satu perusahaan sekuritas terbesar di AS.

Ketiga berita tersebut dapat merepresentasikan suatu prediksi bahwa dalam waktu dekat ini terjadi efek domino (ini bukan domino yang buat main gaple loh..) berupa awal kebangkrutan sistem finansial global, yang diistilahkan sebagai Tsunami Finansial.

Well, menurut hemat saya terdapat suatu korelasi antara Global Warming dengan Tsunami Finansial. Kedua-duanya adalah akibat perilaku manusia yang seolah tiada pernah puas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Untuk sementara ini, hingga nantinya ada kecenderungan untuk menerapkan system baru secara global untuk menghindari dampak buruk bagi kelangsungan berkehidupan umat manusia di bumi ini, disepakati oleh beberapa Negara untuk menerapkan REDD (Reduction Emission for Degradation and Deforestation), untuk mereduksi Global Warming dan mulai disadari pentingnya berinvestasi logam mulia (emas) daripada uang (yang notabene ‘hanya’ lembaran kertas) oleh banyak Investor di seluruh dunia, untuk mengantisipasi Tsunami Finansial agar tidak lebih parah.

Sejauh pengamatan saya, untuk program REDD masih belum jelas bagaimana perangkat hukum pendukungnya dan mekanisme teknisnya yang akan diberlakukan di Indonesia. Sebenarnya, perangkat hukum pengelolaan lingkungan skala nasional yang dirilis di era awal BAPEDAL berdiri, sangat bagus dan konseptual untuk dapat diterapkan – bahkan hingga lebih dari 10 tahun sejak pertengahan 90-an.

Nah, sebaliknya untuk menghadapi Tsunami Finansial, upaya untuk antisipasi dari kalangan individu maupun institusi yang berkepentingan untuk menghindari adanya dampak yang merugikan sudah terasa sejak awal September 2008 yang lalu. Hal ini ditunjukkan dengan pergerakan perubahan harga emas yang sangat dinamis di Indonesia (baca: Jakarta), dimana pada awal minggu September 2008 sebelum terjadinya Tsunami Finansial pada waktu itu jatuh ke titik rendah pada kisaran Rp. 180 ribu-an per gram kadar 75% (mungkin ini salah satu dampak prediksi ‘keliru’ atas turunnya harga minyak dunia), kemudian tiba-tiba pada hari Jum’at minggu kemarin melonjak hingga Rp. 225 ribu-an per gram, setelah Lehman Brothers bangkrut….. mungkin hari ini bertambah lagi harganya.

Bisa jadi banyak orang sudah mulai bersiap-siap menghadapi adanya gejolak ekonomi ikutan di Indonesia beberapa bulan mendatang, dengan cara berinvestasi logam mulia / emas.

Demikian sedikit sharing informasi pagi hari ini…. eeeee mungkin diantara rekan-rekan ada yang berminat untuk mulai berinvestasi pada hal yang riil – bukan yang spekulatif macam bermain saham – yaitu membeli emas (tentunya setelah kebutuhan pokok terpenuhi termasuk sudah melakukan zakat/infaq/sedekah) … Lha daripada THR yang kemarin ‘hanya’ dibelikan baju lebaran doanks… baju lebaran taun kemarin khan masih bagus…. mending buat beli emas bangsa 1-2 gram… sambil merenungi tauladan khalifah-khalifah jaman dulu di era tahun 1100 – 1400-an, ketika system ekonomi global menggunakan mata uang logam mulia, bukan lembaran kertas.

Bisa jadi beberapa tahun mendatang sistem finansial global kembali ke jaman-jaman itu… dan itu pun sudah diawali oleh Uni Eropa yang mengeluarkan system uang logam beberapa tahun yang lalu.

Semoga berkenan.

Salam,
Anton Joedijanto.
Jakarta, 22 September 2008.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.