Selasa, Januari 27, 2009

'Perihal; Grup Band RUSH.'

Saya juga nge-fans sama grup musik asal Kanada ini.... begitu solid dan berenergi walaupun sudah menginjak usia grup hampir 40 tahun pertama berdiri, grup ini konon bernama Mahagony Rush, yang berkiblat bahkan mengadopsi habis konsep musik heavy metal-nya Led Zeppelin.

Album pertama mereka yaitu 'RUSH' yang rilis taun 1974 masih belum diawaki oleh Neil Peart. Bahkan lagu yang berjudul Finding my way dan Working Man, aroma Led Zeppelin sangat kental dalam album pertama ini, ada lagu yang sangat populer dan sempat 'dicari-cari' oleh anak-anak muda kita tahun 80-an, yaitu; In the mood.

Konon juga setelah album itu, terdapat perselisihan antara Geddy Lee (yang memang paling pinter dalam grup ini) dengan drummernya yang terdahulu. Lee tidak ingin RUSH menjadi epigonnya Led Zeppelin.

Karena perbedaan konsep bermusik tersebut, maka sang drummer tersebut digantikan oleh Neil Peart yang pada masa mendatang berhasil menawarkan konsep bermusik baru yang menjadi nyawa RUSH.

Dalam album 'Fly By Night', 1975, terdengar dengan jelas perbedaan aroma musik dalam RUSH setelah Neil Peart gabung dalam grup musik ini..... bukan menjadi heavy metal namun lebih menjadi dynamic - metal rock.... masih belum ke progressif rock.

Selanjutnya pada tahun yang sama rilis album 'Carress of Steel' pada tahun 1976 rilis album '2112'.... dengan tembang andalan yang berjudul sama, yang menurut saya menjadi salah satu ikon/lagu wajib dalam setiap konser mereka, yaitu The Temple of The Syrinx. Juga dirilis satu lagu yang sangat syahdu.... asli, ini adalah lagu paling melo yang pernah dirilis oleh RUSH, judulnya; The Tears.

Pada tahun 1976, setelah keempat album itu rilis, mereka mencoba 'nekat' untuk menggelar konser di tanah kelahiran musik rock modern yaitu Inggris dengan judul konser; 'All The World's Stage'. Tak dinyana, sambutan dari konser tersebut sangat luar biasa bagi 'pendatang' baru yang berasal dari luar Inggris.

Setelah keempat album yang menawarkan pakem musik heavy metal klasik tersebut, baru pada tahun 1977-1979 mereka mencoba bereksperimen mencoba meramu konsep musik dynamic-metal rock-nya dengan sentuhan progressif rock. Akhirnya rilis 2 album yang sangat kental dengan aroma progressif rock yaitu; 'Hemisphere' (1977) dan 'Farrewell To a King' (1978).

Dalam album Hemisphere terdapat 1 lagu (Cygnus X-1) yang kemudian sempat dijadikan seminar astronomi tingkat dunia pada tahun 1979, karena berisikan syair tentang prediksi kiamat karena fenomena alam semesta / The Black Hole yang terjadi dalam salah satu rasi bintang Cygnus X-1, dimana merupakan temuan besar astronom/fisikawan mashur Stephen Hawking pada tahun 1971. Juga terdapat lagu-lagu yang menjadi klasik dan menjadi ikon dalam setiap konsernya, yaitu; The Threes dan La Villa Strangiato.

Memang yang unik dalam RUSH adalah kekuatan pada syairnya yang mencoba untuk menawarkan permenungan terhadap hal-hal yang universal, saintis - futuris bahkan kritikan perihal cara hidup kapitalisme dunia.... tidak ada lagu yang berthemakan cinta yang dihasilkan oleh grup band ini..... harap maklum, karena konon ketiga maestro ini berlatar belakang pendidikan teknik.

Permainan bass Geddy Lee juga menginspirasi permainan bass mendiang Cliff Burton, bassist kharismatik Metallica. Seperti diketahui grup band Metallica juga sebuah grup yang menggagas warna musik baru di-khazanah musik rock, yaitu aliran Trash Metal, yang ngetop diakhir tahun 80-an hingga pertengahan 90-an.

Keunikan lainnya adalah penulis syairnya selalu Neil Peart dan penggubah melodi-nya adalah Geddy Lee dan Alex Lifeson. Bahkan sampai pada album terbarunya; 'Snake and The Water' (2007).

Juga mereka termasuk patuh pada arahan produsernya perihal pilihan nuansa / warna musiknya yang tengah menjadi demam pada masa setiap album dikeluarkan.... misal;

- pada era heavy metal tahun 70-an, empat album tersebut di atas dirilis dengan konsep dimana musik heavy metal menjadi demam bagi penggemar musik rock.
- pada akhir 70-an, mereka mencoba untuk menawarkan konsep progressif rock dalam album 'Hemisphere' dan 'Farewell to a king'.

Pada awal 80-an, mereka kembali mencoba untuk menawarkan konsep musik New Wave, dimana tarikan vokal Geddy Lee diturunkan tensinya menjadi tidak 'ngotot' dan melengking melainkan cenderung datar. Juga pada album-album mereka di era ini, grup musik ini mulai aktif menggunakan synthesizer, sehingga mulai berkesan 'manis' dan mulai 'langsung enak didengar'.

Album pertama di-era new wave mereka adalah 'Permanent Wave', dengan tembang andalan Spirit of the radio (sempat hampir setahun menduduki peringkat atas deretan lagu-lagu favorit di UK tahun 1980) dan Freewill, juga Natural Science.

Pada album yang dirilis tahun 1981; 'Moving Picture', menurut saya album inilah yang menjadi album 'pertama' mereka dipenggemar musik tanah air dengan tembang 'pasarannya' ; Tom Sawyer. Seingat saya lagu ini amat-amat digandrungi oleh anak-anak smp seusia saya pada tahun 80-an di Malang sana. Juga Yyz dan Red Barchetta.

Menurut saya, pada tahun 80-an ini adalah era keemasan RUSH, yang dilanjutkan dengan era-era kharismatis-nya pada tahun-tahun setelahnya hingga kini.

Julukan mereka dalam setiap konser yang pasti dihadiri oleh puluhan ribu penggemarnya adalah 'the great band in this universe' (mungkin ini terkait dengan salah satu lagu di album 'Hemisphere' tersebut yang berhasil dijadikan perbincangan oleh kalangan astronomi tingkat dunia).
Konser mereka yang dikemas dalam album 'The Exit Stage Left Live' membuktikan akan hal ini. Dalam album 'Signal' (1982) - menurut saya relatif lemah, karena berupaya untuk menutup bayang-bayang album sebelumnya - yang unik dalam album ini adalah lagu yang berjudul Chemistry. Juga terdapat lagu-lagu andalan macam; Subdivisons, The New World Man dan The Analog Kid.

Pada 1984, mereka merilis album 'Grace Under Pressure' - yang menurut saya - tidak ada lagu yang dominan tapi bagus semua. Rancak dan dinamis. Tidak berlebihan bila saya menilainya sebagai album terbaik mereka selama 38 tahun ini.

Lagu-lagu nya seperti The Enemy Within, After Image, The Body Electric dan Distance Early Warning, seakan merupakan kumpulan konsep musik paduan antara heavy metal, progresif dan new wave dalam komposisi yang tepat...... ssssttttt dalam album ini pula potongan rambut Alex Lifeson berubah dari gondrong poni menjadi sisiran panjang pinggir ala Duran-Duran.... potongan rambutnya ini bertaham hingga saat ini, walaupun sekarang sudah menjadi lebih pendek potongannya.

Pada tahun 1985 dan 1987 grup musik ini sempat 'terjebak' untuk mengikuti aliran jazz fusion dalam albumnya; 'Power Window' dan 'Hold Your Fire'. Dalam kedua album ini, mereka melantunkan lagu-lagu yang justru nuansa menutupi ikon instrument dominan grup ini, yaitu permainan drum-nya Neil Peart.

Mungkin kedua album ini memang dirancang untuk menawarkan musik jazz rock pada penggemarnya. Tidak banyak lagu yang 'menggigit' dari kedua album tersebut, kecuali; The Big Money (ini lagu sindiran atas perilaku kapitalisme dunia), The Manhattan Project (kritikan atas dampak atas bom atom Hiroshima/Nagasaki), Hold Your Fire (ajakan perdamaian dunia pasca perang dingin), Time Standing Still, Prime Movers dan Force Ten.

Pada tahun 1988 mereka menggelar konser 'The Show Of Hands' . Saya punya piringan LD-nya. Menurut saya konser ini adalah konser terbaik dalam hal kualitas bemusiknya yang sangat prima di atas panggung dalam tempo 2,5 jam dengan membawakan lagu-lagu yang dinamis. Juga dalam konser ini Neil Peart benar-benar unjuk kebolehan dalam memainkan solo drum / Rythm Methods dengan menunjukkan kemampuannya dalam menggembuk drum dengan kecepatan 1/16 ketukan !

Dua album yang rilis pada tahun 1989 ('Presto') dan 1991 ('Roll The Bones'), merupakan era dimana mereka harus beradaptasi terhadap iklim bermusik balada dengan mengedepankan permainan dan kualitas drum yang 'alami' / bukan drum listrik.

Cukup menarik karena merupakan kumpulan lagu-lagu rock-ringan dengan tensi memainkan instrumen yang diturunkan oleh produsernya, yaitu; Rupert Hine, yang juga berpartisipasi sebagai pengisi shyntesizer.

Lagu-lagu yang menarik dalam kedua album ini adalah; The Pass, Show don't tell, Super Conductor, Bravado dan The Dream Line.

Setelah dua album yang 'kalem' tersebut, maka tahun 1993 mereka berganti produser dengan menelurkan album 'Counterpart' dimana mencoba untuk mengembalikan 'kejayaan' mereka dalam ber-new wave pada tahun 80-an. Cukup menarik karena terdapat lagu instrument Leave That Things Alone yang akhirnya menjadi lagu wajib pada setiap konsernya pasca tahun ini.

Sejak album ini, grup ini mulai memperpanjang produktifitasnya dari tradisi 2 tahunan menjadi 'molor' menjadi 3 tahun bahkan 5 tahun....pada tahun 1996 mereka merilis album 'Test for Echo' yang juga - menurut saya - mencoba untuk menawarkan kembali konsep bermusik metal dan bersaing dengan musisi-musisi jenis musik yang sama pada tahun tersebut.

Setelah konser 'Different Stage Lives' yang kebanyakan di Amrik, perlu waktu hampir 8 tahun mereka vakum (dimana terdapat kisah perjalanan permenungan Neil Peart yang keliling Amerika menggunakan motor gede-nya, konon dia hampir celaka dan menghadap sang penguasa. Perjalanan panjang ini sebagai pelampiasan atas duka mendalam setelah ditinggal Istri karena kanker dan anak perempuannya karena kecelakaan mobil. ), sebelum pada tahun 2004 mereka rilis album 'The Vapor Trails'.

Setelah album ini, mereka mulai 'menjarah' penggemarnya di negara dunia ketiga, yaitu dengan menggelar konser di Brazil. Mereka unjuk kebolehan bermusik di atas panggung dihadapan 30 ribu penggemarnya. Fisik prima mereka patut diacungi seluruh jempol yang kita miliki, karena hampir 3 jam mereka melantunkan tembang-tembangnya mulai yang lama dan terbaru..... dari tampilan DVD-nya ciamik, namun belum bisa mengalahkan totalitas 'The Show Of Hands'.

Namun aksi prima Neil Peart dalam bersolo drum memang top markotop, sip markosip !! ... menurut saya ini adalah aksi terbaik solo drum-nya Neil Peart. Bayangkan, kedua tangan dan kedua kakinya dapat bergerak mengaransir melody drum yang berbeda-beda dalam waktu bersamaan. Mungkin kemampuan drummer seperti itu tidak banyak di bumi ini.

Tahun 2007, mereka rilis album terbarunya 'Snake and Water'.... nah yang ini saya malah belum beli albumnya... tapi dugaan saya album ini berisikan lagu-lagu dan konsep musik yang 'hanya' mempertahankan kharismatiknya sebagai grup band kelas dunia, tidak menawarkan hal-hal baru karena telah diexplore habis-habisan pada tahun 70-80-an.

Demikian tambahan dari saya tentang RUSH... semoga saling mengisi dan menambah wawasan kita atas grup band yang juga fenomenal ini.


Regards,

Anton Joedijanto.
Medio Maret 2008.
Pernah saya posting di millist Club-80an.