Selasa, Desember 22, 2009

Avatar; ketika manusia menjadi alien bagi peradaban Pandora.


Barangkali pernah diantara kita yang membayangkan bahwa ketika bumi tidak mampu lagi berfungsi sebagai tempat hunian yang layak bagi mahluk hidup di dalamnya, maka pada suatu saat nanti manusia melakukan upaya kolonisasi pada suatu planet baru yang mirip dengan bumi beserta kondisi alam dan peradaban makhluk hidup di dalamnya.

Bagaimana manusia nanti menerapkan teknologinya untuk dapat berinteraksi dengan peradaban baru, keanekaragaman makhluk apa saja yang dipelajari dan kekayaan alam apa saja yang berbeda dengan bumi dalam planet baru itu, juga konflik apa saja yang terjadi ketika perbedaan kepentingan antara manusia dengan sekumpulan makluk hidup yang mendominasi budaya di planet itu, merupakan intisari cerita dalam film yang digarap oleh sutradara spesialis film-film fiksi ilmiah; James Cameron.

Diceritakan, pada tahun 2154, ketika bumi mengalami kerusakan lingkungan dan sumber daya alamnya sehingga tidak memungkinkan dihuni lebih lama lagi, maka sebuah perusahaan raksasa bernama SecFor melakukan upaya kolonisasi manusia pada sebuah planet yang bernama Pandora. Planet ini sebenarnya merupakan satelit yang mengelilingi planet gas raksasa yang bernama Polyphermus, salah satu dari tiga planet gas raksasa yang mengorbit pada bintang Alpha Centaury A yang berjarak 4,4 tahun cahaya dari bumi (atau sekitar 4 kali 10 pangkat tigabelas kilometer dari bumi).

Kondisi lingkungan, kekayaan alam dan keanekaragaman makhluk hidup di planet Pandora ini sangat mirip dengan yang ada dibumi dalam kondisinya yang masih asli, jutaan tahun yang lalu. Terdapat suatu peradaban yang didominasi suatu bangsa yang bernama Na’vi. Bangsa ini mendominasi budaya di planet Pandora, atau dengan kata lain jika di bumi mereka adalah manusia.

Secara fisik, Na’vi hampir mirip dengan manusia, namun memiliki tinggi sekitar 4 meter, berwarna kulit yang memancarkan sinar kebiruan dan memiliki ekor yang berujung sekumpulan sensor syaraf untuk mengendalikan kendaraan alami yang sejiwa dengan mereka yaitu; pali (seperti kuda yang berkaki enam) ataupun ikran (digambarkan sebagai burung raksasa yang lincah dan gesit ketika terbang).

Namun karena atmosfir udara di planet Pandora tidak memungkinkan bagi manusia untuk hidup di sana, maka sekumpulan ilmuwan yang dipimpin oleh Dr. Grace Augustine (Sigourney Weaver) menerapkan teknologi program Avatar, dimana manusia dapat ber-inkarnasi dalam tubuh Na’vi, agar dapat berinteraksi dan mempelajari budaya peradaban dan kekayaan alam di Pandora.

Seorang mantan marinir Amerika Serikat yang mengalami kelumpuhan kaki akibat bertugas perang di bumi bernama Jake Sully (Sam Worthington) berminat untuk menjadi sukarelawan dalam program Avatar itu untuk menemani Dr. Grace dan Norm Spellman (Joel David Moore), seorang biolog. Jake berminat menjadi sukarelawan, karena ingin melanjutkan misi saudara kembarnya yang tewas dalam program yang sama.

Ketiga sukarelawan masing-masing ber-inkarnasi dalam tubuh Na’vi hasil tekhnologi kloning atas DNA Na’vi dengan manusia. Sementara pikiran dan jiwa mereka mengendalikan tubuh dan fisik Na’vi itu, tubuh mereka sendiri ditidurkan dalam sebuah kabin yang berfungsi menjadi penyerantara program Avatar itu sendiri.

Dalam misinya ber-inkarnasi sebagai makhluk Na’vi, Jake bertemu dengan Na’vi bernama Neytiri (Zoe Saldana) yang merupakan anak perempuan dari Eytucan (Wes Studi), seorang raja Na’vi dari klan Omaticaya.

Pada awalnya Jake hanya mengawal Dr. Grace dan Norm untuk mempelajari budaya dan kelimpahan alam Pandora, ketika mereka ber-inkarnasi menjadi Na’vi. Namun ternyata Jake justru lebih tertarik untuk mempelajari bagaimana bangsa Na’vi bisa berperikehidupan sangat bijaksana dengan alam dan menyadari bagaimana bangsa ini berperilaku sangat menghormati alam dan mampu hidup menyatu dengan keanekaragaman makluk lainnya di Pandora.

Konflik mulai terjadi ketika Parker Selfridge (Giovanni Rabisi) salah satu wakil SecFor menyampaikan misi sebenarnya kolonisasi Pandora yaitu eksploitasi bahan mineral yang tidak terdapat di bumi yang bernama Ubtonium. Bahan mineral ini akan ditambang karena memiliki sifat yang unik yaitu bisa diolah menjadi bahan antigravitasi, guna dijadikan senjata bagi manusia.

Misi ini juga mendapat dukungan dari Kolonel Miles Quatrich (Stephen Lang), dengan dibekali personil tentara bayaran yang terlatih dan persenjataan yang diperhitungkan mampu meredam konflik dengan bangsa Na’vi, jika terjadi.

Mengetahui misi kolonisasi Pandora hanya sekedar mengeksploitasi Ubtonium, Dr. Grace berusaha mencegah misi itu untuk dilanjutkan. Dia berusaha menyadarkan pimpinan SecFor bahwa Ubtonium di planet Pandora terdeposit di bawah sebuah pohon yang sangat mempengaruhi budaya dan dihormati oleh bangsa Na’vi, yaitu; Kelutrel.

Pohon Kelutrel itu memiliki kemampuan untuk mengubungkan jiwa bangsa Na’vi ke dewa mereka yang bernama Eyowa, melalui ritual-ritual alami mereka. Sehingga apabila pohon ini ditumbangkan demi dapat menambang Ubtonium, maka dikhawatirkan bangsa Na’vi dapat punah karena tidak dapat melawan manusia yang memiliki kemampuan berperang lebih tinggi dan bersenjata lengkap.

Merasa yakin atas kemampuan berperang yang dimiliki dan ambisi untuk dapat mengekploitasi besar-besaran Ubtonium, maka Parker memerintahkan Kol. Miles untuk menjalankan misi awal yaitu menginvasi wilayah dimana pohon Kelutrel itu berada dan segera melakukan eksplotasi Ubtonium.

Menyadari bahwa bangsa Na’vi tidak memiliki pengalaman dan kemampuan berperang dengan manusia dan persenjatannya, juga karena sudah terpesona dengan budaya bangsa Na’vi dan alamnya, maka Jake berbalik memihak pada bangsa Na’vi. Jake dibantu dengan Neytiri dan Eytucan berhasil mengumpulkan klan-klan lainnya dari bangsa Na’vi untuk bersatu melawan invasi manusia atas Pandora.

Dan peperangan antara manusia dan bangsa Na’vi pun dimulai, manusia dengan persenjataan pemusnah massal dan teknologi buatannya melawan Na’vi yang menggunakan kekuatan alam.

Peperangan antara sekumpulan manusia yang ingin menguasai suatu peradaban dengan merusak alam lingkungan dan budayanya, melawan suatu bangsa yang mempertahankan agar alam dan kekayaannya tetap berada seperti apa adanya.
Film yang berdurasi 2 jam 45 menit ini mampu mengajak penikmatnya untuk berimajinasi diluar batas alam dimana biasa dilihat di bumi. Pemandangan yang aneh namun indah seperti flora dan fauna yang di bumi ada, namun digambarkan sangat berlainan ketika berada di alam Pandora.

Penggambaran hutan yang melayang di udara, merupakan imajinasi yang liar yang melatarbelakangi keinginan manusia untuk mengeksploitasi Ubtonium dalam cerita film ini.

Pemandangan itu seperti hendak mengajak penikmatnya untuk berimajinasi tentang adanya semesta pararel, dimana terdapat semesta yang lain dengan semesta dimana bumi berada dan terdapat makhluk hidup di dalamya yang mirip dengan manusia (juga makhluk hidup lainnya) dan alam lingkungannya yang seperti di bumi, namun tidak sepenuhnya sama.

Bagi anda penyuka lukisan-lukisan Roger Dean, akan menikmati penggambaran alam yang ada dalam lukisan-lukisannya, direalisasikan dalam format film dengan visual effect yang prima.

Avatar sendiri berasal dari bahasa sansekerta Avataraa, yang kurang lebih berarti ber-inkarnasi, sebagaimana plot cerita dimana manusia mampu berinteraksi dengan bangsa Na’vi dengan cara pikiran dan jiwanya mengendalikan tubuh makhluk Na’vi hasil kloning-nya dengan manusia, sementara tubuh mereka sendiri ditidurkan dalam sebuah kapsul penyerantara.

James Cameron yang pernah sukses menggarap film-film fiksi ilmiah spektakuler seperti; Terminator, Terminator-Judgment Day, The Abyss dan Titanic, berhasil menggabungkan beberapa imajinasi seperti; semesta pararel, invasi makhluk cerdas atas sebuah peradaban, terdapatnya peradaban selain di bumi, punahnya suku bangsa asli di Amerika selatan akibat invasi salah satu bangsa Eropa di abad 14-an, hingga khayalan bahwa suatu saat nanti manusia mampu merekayasa teknologi untuk menghidupkan, menggerakkan dan memperikehidupkan suatu tubuh organik lainnya hanya dengan pikiran, sementara tubuhnya sendiri berada di tempat yang lain.

Juga mungkin sang sutradara hendak mengajak penikmat film ini untuk membayangkan bahwa missing link atas evolusi manusia di bumi, terjadi mungkin karena adanya ‘kekuatan’ lain yang kemudian ‘mendadak’ merubah kondisi fisik primata yang berekor panjang menjadi makhluk hidup yang tidak memiliki ekor, cerdas dan bisa berperang, yang bernama manusia.

Kesemua imajinasi liar tersebut dikemas sedemikian memikat dengan menghasilkan moral cerita yang menarik, yaitu; berperikehidupan menyatu dengan alam di tempat itu, niscaya tiada tempat lain yang perlu dicari.

Bagi penyuka film-film fiksi ilmiah yang bersifat epic, seperti trilogy Lord of The Ring, sixth logy Star Wars, juga Star Trek, maka film ini menjadi semacam tontonan wajib. Dinikmati di studio yang menyediakan fasilitas 3 Dimensi / 3 D akan lebih baik, karena film ini dirancang visual effect-nya untuk memenuhi efek 3 Dimensi.

Namun untuk studio 3 D, tidak tersedia teks terjemahannya. Jangan khawatir, karena saya bersedia untuk diajak/ditraktir nonton lagi demi untuk menerjemahkan jalan cerita film itu kepada anda-anda semua, jika berminat.

Selamat menikmati film spektakuler ini, kiranya momennya pas dengan musim libur.

Mudah-mudahan setelah menikmati film ini kesimpulannya tidak menjadi seperti ini; ternyata manusia ketika masih menjadi manusia di bumi ataupun ketika menjadi alien di peradaban lain, kebanyakan nafsu-nya tetap sama, yaitu; merusak lingkungan dan menganggap enteng kebijakan alam…. wah.

Jakarta, 20 Desember 2009.

Salam,
Anton Joedijanto.

Jumat, Mei 29, 2009

Terminator Salvation; Cyborg dengan sentuhan manusiawi.

Melanjutkan 3 sekuel sebelumnya, film ini mengisahkan peperangan antara umat manusia melawan mesin-mesin pembunuh ciptaan Skynet yang terjadi pada tahun 2018. Pada saat itu, terdapat kaum pemberontak/resistan yang berusaha bertahan dan melawan mesin guna menghindari kepunahan umat manusia. Kaum ini dipimpin oleh John Connor (Christian Bale) dimana dalam melakukan upaya perlawanan tersebut, dia selalu mempelajari referensi rekaman suara ibunya, Sarah Connor (Linda Hamilton) wanita gigih yang sangat percaya bahwa jaman peperangan antara umat manusia melawan mesin pasti akan terjadi berpuluh tahun setelah tahun 1984 dan diceritakan telah tewas karena kanker pada sekuel ke 3 film tersebut.

Dalam perjuangannya melawan mesin, John Connor dibantu oleh istrinya, Kate Connor (Bryce Dallas Howard) dan pimpinan pasukan andalannya, Barnes (Common). Diceritakan bahwa selama hidupnya, John Connor ingin membuktikan pesan-pesan yang disampaikan oleh ibunya tentang masa depannya dan hal-hal yang akan dialaminya, seperti pertemuannya dengan ayahnya yang bernama Kyle Reese dan mesin robot yang menyerupai manusia yang akan dihadapinya.

Dilain waktu, pada 15-an tahun sebelumnya yaitu tahun 2003, terdapat seorang pesakitan yang bernama Marcus Wright (Sam Worthington) yang akan menjalani hukuman mati karena tindakan kriminalnya, namun sebagian besar organ tubuhnya disetujuinya untuk dijadikan percobaan oleh Dr. Serena Kogan (Helena Bonham Carter) sebagai proyek perusahaan Cyberdyne yang mencoba untuk melakukan riset pembuatan robot cybernetic organic (Cyborg).

Proyek penciptaan Cyborg pun terhenti karena Skynet pada tahun 2003, sebagaimana sekuel ke 3 film ini, telah mengoperasikan mesin-mesinnya untuk memulai melakukan pembantaian terhadap umat manusia. Sedangkan Marcus Wright, salah satu Cyborg itu kemudian terbebaskan setelah 15 tahun kemudian, setelah kaum resistan yang dipimpin John Connor melakukan penyerangan dan pembebasan tahanan manusia di bunker bekas Cyberdyne.

Dalam perjalanannya, Marcus Wright kemudian bertemu dengan Kyle Reese (Anton Yelchin) anak muda pengagum kaum resistan, terobsesi ingin bergabung melawan mesin pembunuh dan kelak adalah ayah dari John Connor.

Terdapat kecurigaan kelompok resistan ketika Marcus Wright bertemu dengan John Connor, karena diketahui bukan manusia sepenuhnya, melainkan Cyborg. Setelah sempat ditahan kaum resistan Marcus Wright ditolong untuk melarikan diri oleh seorang wanita kaum resistan yang mengaguminya, Blair Williams (Moon Bloodgood).

Kesalahpahaman tentang niatan Marcus Wright untuk justru menolong Kyle Reese yang diculik oleh kelompok mesin pembantai, pun muncul yang berakibat perburuan Marcus Wright oleh kaum resistan, sampai John Connor menyadari sepenuhnya bahwa Marcus Wright memang berniat untuk menolongnya juga umat manusia dari upaya pembantaian kelompok mesin Skynet.

John Connor pun akhirnya bersedia membantu Marcus Wright untuk mencegah perburuan terhadapnya dan melakukan penyusupan ke markas inti Skynet. Dilain pihak, John Connor kemudian mengabarkan untuk menunda serangan global terhadap Skynet kepada seluruh kaum Resistan di muka bumi, hingga Kyle Reese, sosok yang belum pernah ditemuinya, diselamatkan. Salah satu relasi kaum resistan yang dihubunginya adalah Jendral Ashdown (Michael Ironside) yang lebih memilih untuk menjadikan tawanan manusia termasuk Kyle Reese sebagai korban perang.

Perjuangan untuk menyelamatkan tawanan manusia dan Kyle Reese pun bukan perkara gampang karena harus berhadapan dengan kelompok mesin pembantai dan seri terbaru robot berorgan manusia yaitu, T-800 model 101, yaitu robot cyborg yang tampil dalam sekuel-sekuel yang dimainkan oleh Arnold Schwarzenegger.

Selain itu, terdapat perjuangan tersendiri atas Marcus Wright untuk membuktikan eksistensi dirinya sebagai manusia melawan pengaruh Dr. Serena Kogan dalam bentuk layar hologram pada main CPU-Sky Net.

Secara keseluruhan, film ini tidak begitu dominan menampilkan efek-efek khusus sebagaimana 3 sekuel sebelumnya, melainkan lebih mengutamakan permainan watak atas pemain-pemain pendukungnya sehingga terkemas menjadi suatu film Sci-fi yang manusiawi. Banyak adegan-adegan aksi yang merupakan pengulangan dari sekuel-sekuel sebelumnya.

Sebagaimana judulnya, Salvation/Penyelamatan, film ini justru lebih menempatkan tokoh Markus Wright sebagai tokoh utama dibandingkan John Connor. Karena itu, sejak awal sutradari film ini McG berminat untuk menjadikan Christian Bale memerankan tokoh Markus Wright. Namun pilihan pemeran pun dirubah dengan harapan mungkin mengandalkan Christian Bale agar dapat berperan dalam memberikan sentuhan karakter yang manusiawi sebagaimana dalam film-film aksi yang diperankannya.

Akan lebih menarik lagi jika tokoh Markus Wright ini menjadi cikal bakal manusia Cyborg yang menjadi cetak biru robot T-800. Arnold Schwarzenegger yang selama ini menjadi ikon utama trilogi Terminator pun tidak ditampilkan penuh dalam film ini, melainkan melalui proses Computer Generated Imagery/CGI-Facials.

Sayangnya penampilannya dalam beberapa detik saja pada akhir film sebagai cikal bakal robot T-800, justru mengganggu alur cerita yang sebenarnya dapat mengkaitkan tokoh Markus Wright sebagai cetak biru robot cyborg T-800 model 101.

Namun demikian, bagi peminat film serial Terminator, film ini layak untuk dinantikan karena menawarkan suatu cerita yang tidak sekedar mengandalkan adegan-adegan aksi yang seru namun juga penggambaran kepanikan seorang pemimpin sisa manusia yang mencoba bertahan atas pembantaian oleh kelompok mesin-robot dan pilihan untuk menjadi manusia yang utuh atas kenyataan dirinya sebagai Cyborg yang diperankan dengan baik masing-masing oleh Christian Bale dan Sam Worthington.

Jakarta, 28 Mei 2009,
Anton Joedijanto.

Kamis, Mei 28, 2009

Film Angels & Demons (arsip e-mail 26 Mei 2009)

Dear All,

Jadi film Angels & Demons (A&D) ini kurang lebih menggunakan salah satu isu tujuan dan/atau hasil uji coba riset untuk membuktikan asal muasal alam semesta yang berdampak munculnya partikel Tuhan/ partikel super simetri / Higgs Bosson’s yang diprediksikan menjadi sesuatu yang antimateri.

Isu percobaan oleh CERN 10 September 2008 itu cukup relevan dengan runtutan cerita film yang berkisar pada intrik suksesi Pimpinan Besar kaum Katholik di Vatikan - Roma.

Kurang lebih cerita yang mirip tentang Vatikan juga ada di Godfather III (Alpacino, Andy Garcia dkk).

Ciri khas film yang berdasarkan pada sebuah novel memang menjadi suatu film yang berdurasi panjang, seperti Curious case of Benjamin Button atau Legend of The Falls atau The Godfather (film A&D sendiri berdurasi +- 2.5 jam. Jadi sebaiknya sedia cemilan macam risoles, kroket, tahu isi dll, daripada ngelih/kaliren dalam bioskop. Juga dianjurkan untuk ibu-ibu yang mau nonton film ini untuk pipis duluan sebelum masuk studio, dari pada nonton sambil nahan-nahan gimana, gitu).

Cukup enak ditonton, karena alurnya tidak mudah ditebak dengan hasil akhir yang cukup tidak dapat diduga (padahal sejak awal film main saya sudah menduga lho, sumprit).

Apalagi yang main adalah aktor karismatik Tom Hanks (serba bisa, mulai drama, komedi, kartun, gangster, perang hingga thriller) juga Ewan Mc Gregor (biasanya main di film-film yang berthemakan futuristic macam Star Wars I, II, III, jadi Obi-Wan Kenobi).

Mungkin kalo membaca novelnya lebih mantap lagi.

Konon novel karya Dan Brown dengan judul yang sama itu dirilis sebelum Da Vinci Code.

Siapa yang punya ?... mbok saya pinjem.

Bagi yang belum nonton, silakan memilih bioskop kesayangan masing-masing. Jangan lupa tips saya tadi tentang bagaimana nonton nyaman film panjang, yaitu; sedia cemilan dan sadar pipis sejak awal.

Juga saran saya lagi, sebaiknya juga jangan baca novelnya dulu…. karena biasanya banyak alur cerita yang dipendekkan / tidak seruntut dengan yang dituliskan di novel. Juga bayangan akan wajah pemerannya tentu berbeda dengan yang digambarkan dalam novel.

Selamat menonton pada waktu yang berkenan bersama orang-orang yang disayangi/dikasihi/ditaksir/dirujuk/dijadiin lagi/barusan di-add temen facebook dsb.,

Salam,
Anton Joedijanto.

From: Anton Joedijanto Sent: Wednesday, September 10, 2008 9:19 AM


Subject: Large Hadron Collider (LHC)

Dear All,

Hari ini saya mendapatkan berita dalam lingkup perkembangan penelitian fisika kuantum bahwa pada hari ini Rabu 10 September 2008 di Jenewa (tepatnya di perbatasan Swiss-Perancis), pihak organisasi riset nuklir Eropa (CERN) melakukan uji coba injeksi proton ke dalam piranti LHC / Large Hadron Collider, dimana merupakan piranti superkonduktor terbesar di dunia yang akan menumbukkan dua proton dari arah berlawanan dengan kecepatan cahaya sehingga diperkirakan hasil tumbukan itu berdampak mirip terjadinya Big Bang / dentuman besar yang dipercaya sebagai asal muasal jagad raya, yang terjadi pada 13,7 milyar tahun yang lalu. Tidak hanya itu saja, dampak tumbukan (collides) dari dua proton di dalam piranti tersebut juga diduga menimbulkan black hole (semacam zarah non partikel yang menimbulkan fenomena gravitasi yang bahkan dapat membelokkan cahaya).

Percobaan mega proyek ini yang memerlukan dana 6 – 10 Milyar Dolar Amerik dan memerlukan waktu 14 tahun rancangan serta konsumsi daya hingga 125.000 megawatt, piranti LHC merupakan percobaan untuk membuktikan teori Higgs yang disampaikan oleh fisikawan Inggris Peter Higgs, dimana pada tahun 1964 menyampaikan teori dengan menumbukkan / men-smash proton pada kecepatan cahaya di dalam piranti tersebut akan ditemukan partikel Higgs bosson yang juga disebut-sebut sebagai ‘partikel Tuhan’ / ‘God Particle’. Dinamakan demikian karena riset tersebut diprediksikan dapat menghasilkan partikel supersimetri bahkan pembuktian fenomena ekstra dimensi.

Pro-kontra atas uji coba ini juga masih berlangsung. Alan Boyle, editor ilmiah media MSNBC menyampaikan terdapat dua kemungkinan : akan menyelamatkan atau justru menghancurkan bumi. Menyelamatkan karena dinilai dengan ditemukannya partikel supersimetri yang disebut-sebut sebagai sumber energi abadi. Atau justru menghancurkan, karena bumi akan ‘ditelan’ oleh zarah Black Hole / Lubang Hitam yang memiliki gravitasi dahsyat.

Stephen Hawking, ilmuwan fisika kuantum dari Inggris (penemu fenomena Black Hole dan penulis buku The Brief History of Time) berani bertaruh sebesar 100 USD (setara 70 Poundsterling) bahwa mega experiment ini tidak akan berhasil menghasilkan partikel Higgs bosson, karena yang disebut sebagai partikel Tuhan karena memang partikel itu merupakan sesuatu yang suci dalam pengertian ilmu kosmik.

Sedangkan Hubert Reeves, seorang astrofisika dari Perancis memprediksikan akan terjadi ‘sesuatu yang tak terduga’ yang dapat merubah dunia partikel fisik selamanya.

Well…. Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa yang justru merusak bumi akibat penelitian ini. Namun justru hasil yang positif dan bermanfaat bagi kelangsungan hidup umat manusia di muka bumi ini, seperti yang diduga oleh Pak De Hawking dan Pak Lik Reeves tersebut di atas.

Semoga bermanfaat, karena mungkin berita semacam ini belum pernah kita ikuti sebelumnya, karena media massa kita masih terlalu asyik untuk membahas dan mengupas hal-hal yang cenderung pada cara kehidupan/gaya hidup kaum selebritis.

Semoga berkenan dan selamat menunaikan ibadah puasa.

Salam,
Anton Joedijanto,
Penikmat Mekanika Kuantum.


Tue Sep 9, 3:56 PM ET
LONDON (AFP) - Renowned British astrophysicist Stephen Hawking has bet 100 dollars (70 euros) that a mega-experiment this week will not find an elusive particle seen as a holy grail of cosmic science, he said Tuesday.
In the most complex scientific experiment ever undertaken, the Large Hadron Collider (LHC) will be switched on Wednesday, accelerating sub-atomic particles to nearly the speed of light before smashing them together.
"The LHC will increase the energy at which we can study particle interactions by a factor of four. According to present thinking, this should be enough to discover the Higgs particle," Hawking told BBC radio.
"I think it will be much more exciting if we don't find the Higgs. That will show something is wrong, and we need to think again. I have a bet of 100 dollars that we won't find the Higgs," added Hawking, whose books including "A Brief History of Time" have sought to popularise study of stellar physics.
On Wednesday the first protons will be injected into a 27-kilometre (16.9-mile) ring-shaped tunnel, straddling the Swiss-French border at the headquarters of the European Organisation for Nuclear Research (CERN).
Physicists have long puzzled over how particles acquire mass. In 1964, a British physicist, Peter Higgs, came up with this idea: there must exist a background field that would act rather like treacle.
Some scientists were however more optimistic.
Hubert Reeves, the French astrophysician, told the Swiss daily Le Matin that the invention could bring "unexpected results" that would change the world of particle physics forever.
"This machine will probably bring unexpected results that could turn particle physics on its head," Reeves said.
"It's a really impressive tool. It can go as deep underground as the length of a cathedral," he said.
Particles passing through it would acquire mass by being dragged through a mediator, which theoreticians dubbed the Higgs Boson.
The standard quip about the Higgs is that it is the "God Particle" -- it is everywhere but remains frustratingly elusive.
While questioning the likelihood of finding Higgs Bosons, Hawking said the experiment could discover superpartners, particles that would be "supersymmetric partners" to particles already known about.
"Their existence would be a key confirmation of string theory, and they could make up the mysterious dark matter that holds galaxies together," he told the BBC.
"Whatever the LHC finds, or fails to find, the results will tell us a lot about the structure of the universe," he added.
Hawking, the 66-year-old Lucasian Professor of Mathematics at Cambridge University, was diagnosed with the muscle-wasting motor neuron disease at the age of 22.
He is in a wheelchair and speaks with the aid of a computer and voice synthesiser.
By Alan Boyle
Science editor
MSNBC
updated 5:03 p.m. ET Sept. 8, 2008
function UpdateTimeStamp(pdt) {
var n = document.getElementById("udtD");
if(pdt != '' && n && window.DateTime) {
var dt = new DateTime();
pdt = dt.T2D(pdt);
if(dt.GetTZ(pdt)) {n.innerHTML = dt.D2S(pdt,((''.toLowerCase()=='false')?false:true));}
}
}
UpdateTimeStamp('633565046188470000');

getCSS("3027626")

Alan Boyle
Science editor

Will the Large Hadron Collider save the world, or destroy it?
As the atom-smasher at Europe's CERN research center is readied for its official startup near Geneva on Wednesday, researchers might wish that the general public was captivated by the quest for the Higgs boson, the search for supersymmetric particles and even the evidence for extra dimensions.
But if the feedback so far is any guide, the real headline-grabber is the claim that the world's most powerful particle-smasher could create microscopic black holes that some fear would gobble up the planet.
The black-hole scenario is even getting its day in court: Critics of the project have called for the suspension of work on the European collider until the scenario receives a more thorough safety review, filing separate legal challenges in U.S. federal court and the European Court of Human Rights.
The strange case of the planet-eating black hole serves as just one example showing how grand scientific projects can lead to a collision between science fiction and science fact. The hubbub also has led some to question why billions of dollars are being spent on a physics experiment so removed from everyday life.
Why do it?Michio Kaku, a theoretical physicist at the City College of New York, acknowledged that people often ask about the practical applications of particle physics. Even if physicists figure out how a particle called the Higgs boson creates the property of mass in the universe, how will that improve life on Earth?
"Sometimes the public says, 'What's in it for Numero Uno? Am I going to get better television reception? Am I going to get better Internet reception?' Well, in some sense, yeah," he said. "All the wonders of quantum physics were learned basically from looking at atom-smasher technology."

Kaku noted that past discoveries from the world of particle physics ushered in many of the innovations we enjoy today, ranging from satellite communications and handheld media players to medical PET scanners (which put antimatter to practical use).
"But let me let you in on a secret: We physicists are not driven to do this because of better color television," he added. "That's a spin-off. We do this because we want to understand our role and our place in the universe."
About those black holes ...The black holes that may (or may not) be generated by the Large Hadron Collider would have theoretical rather than practical applications.
If the collider's detectors turn up evidence of black holes, that would suggest that gravity is stronger on a subatomic scale than it is on the distance scales scientists have been able to measure so far. That, in turn, would support the weird idea that we live in a 10- or 11-dimensional universe, with some of the dimensions rolled up so tightly that they can't be perceived.
getCSS("3088867")

Video

Big Bang collider could test theories—and nervesSept. 9: Could atom-smasher create a black hole capable of swallowing the Earth? NBC's Keith Miller reports.
Nightly News
Some theorists say the idea would explain why gravity is so much weaker than the universe's other fundamental forces — for example, why a simple magnet can match the entire Earth's gravitational force pulling on a paper clip. These theorists suggest that much of the gravitational field is "leaking out" into the extra dimensions.
"It will be extremely exciting if the LHC did produce black holes," CERN theoretical physicist John Ellis said. "OK, so some people are going to say, 'Black holes? Those big things eating up stars?' No. These are microscopic, tiny little black holes. And they’re extremely unstable. They would disappear almost as soon as they were produced."
Not everyone is convinced that the black holes would disappear. "It doesn't have to be that way," said Walter Wagner, a former radiation safety officer with a law degree who is one of the plaintiffs in the federal lawsuit. Despite a series of reassuring scientific studies, Wagner and others insist that the black holes might not fizzle out, and they fear that the mini-singularities produced by the Large Hadron Collider will fall to the center of the earth, grow larger and swallow more and more of Earth's matter.
Ellis, Kaku and a host of other physicists point out that cosmic rays in space are far more energetic than the collisions produced in the Large Hadron Collider, and do not produce the kinds of persistent black holes claimed by the critics. In the most recent report, CERN scientists rule out the globe-gobbling black holes and the other nightmares enumerated in the lawsuit, even under the most outlandish scenarios. Wagner remains unconvinced, however.
"I don't think the knowledge we are going to acquire by doing such an experiment outweighs the risk that we are taking, if we can't quantify that risk. ... We need to obtain other evidence," he said.
CONTINUED: From strangelets to the 'super force'

Selasa, Mei 05, 2009

Mekanisme Biokimia Sintesa Protein Sebagai Model Sinergi Organisasi.

Ringkasan Mekanisme Biokimia Sintesa Protein

Dalam sintesa protein, terdapat mekanisme penerjemahan kode genetika (kodon) asam amino sebagai gugus-gugus senyawaan kimia yang membentuk struktur kimia protein.

Kode genetika tersebut diatur oleh suatu struktur kima dalam inti sel bernama Deoksiribo Nucleic Acid (DNA) yang berfungsi untuk mengirim cetak biru asam amino yang harus disintesa di dalam bagian sel yang bernama badan ribosom.

Cetak biru kode genetika, berisikan susunan struktur kimia tertentu yang merupakan mata rantai dari gugus senyawaan Adenin, Timin, Sitosin, Guanin. Keempat komponen kimia tersebut berikatan satu sama lain, membentuk mata rantai gugus kimia asam amino dengan model tertentu yang merupakan kode asam amino jenis apa yang harus disintesa di dalam badan ribosom.

Selanjutnya, cetak biru yang berisikan kode genetik asam amino tersebut dikirimkan oleh suatu struktur kimia di dalam inti sel yang bernama Ribo Nucleic Acid (RNA) yang berfungsi sebagai messenger (pengirim kode), ke dalam badan ribosom guna dapat dikonfirmasi kode genetika sebagai cetak biru asam amino tersebut.

Di dalam badan ribosom, RNA-m memindahkan kode genetika kepada RNA-t yang berfungsi sebagai pentransfer (memindahkan kode) yang selanjutnya kode genetika tersebut ditransfer kepada RNA-d yang berfungsi sebagai penduplikat (menduplikasi kode).

Hasil duplikasi kode genetika asam amino tersebut selanjutnya dijadikan sebagai acuan untuk mensitesa protein yang berbasis gugusan asam-asam amino jenis tertentu, seperti; Valyne, Lysine, Serine, Alanyne, Glysine, Tyrosine, Phenilalanyne dan lain sebagainya.

Korelasi Mekanisme Sintesa Protein Dengan Sinergi Suatu Organisasi

Mekanisme biokimia dasar sintesa protein tersebut diatas, menginspirasi penulis untuk dapat dijadikan dasar model sinergi antar unit di dalam suatu Organisasi (terutama yang berorientasi profit) dengan unit-unitnya baik yang berada di wilayah Kantor Pusat maupun di Cabang-cabang-nya dalam berkinerja rutin.

Fungsi DNA sebagai pencetak kode genetika, direfleksikan sebagai fungsi Top Manajemen Organisasi (yaitu; Direksi) dalam menggagas konsep bisnis yang akan diterapkan untuk diraih sasarannya.

Fungsi RNA-m sebagai penerima kode genetika pertama dari DNA, direfleksikan sebagai fungsi Middle Manajemen Organisasi (yaitu; level Vice President, General Manager hingga Senior Manager) dalam menerjemahkan konsep bisnis kedalam suatu strategi tertentu baik yang bernuansa teknis maupun bisnis yang akan diimplementasikan dimana diantaranya memerlukan sinergi dengan unit-unit lainnya, baik antar Unit bisnis strategis, Divisi maupun Cabang.

Fungsi RNA-t sebagai pemindah kode genetika dari RNA-m, direfleksikan sebagai fungsi suatu unit yang dinilai mampu melakukan penerjemahan terhadap konsep bisnis yang dikemas dalam suatu matrikulasi program yang dapat diimplementasikan secara operasional. Unit tersebut menurut hemat penulis adalah kolaborasi antara unit Quality Assurance, Business Support dan Operasional suatu Unit bisnis strategis.

Fungsi RNA-d sebagai penduplikasi kode genetika dari RNA-t di dalam badan ribosom, direfleksikan sebagai fungsi manajemen di lokasi-lokasi kerja (yaitu; Kepala Cabang/Branch Manager, Manajer Regional, Manajer Site, Manajer Operasional, Site Manager, Business Support Manager) yang bekinerja rutin dalam menekuni bisnis rutin dalam skala kewenangan lingkup regional/area yang dimilikinya.

Dengan kata lain, badan ribosom di dalam sel, direfleksikan sebagai unit kerja yang mengimplementasikan strategi-strategi bisnis yang secara empirik digagas oleh manajemen Unit bisnis strategis melalui kolaborasi unit-unit Quality Assurance, Business Support dan Operasional.

Protein, yang merupakan kombinasi dari beberapa gugus asam amino di dalam ribosom, direfleksikan sebagai Profit yang akan dicapai dan dikelola oleh manajemen di lokasi-lokasi kerja, seperti; cabang, area, regional maupun site-site.

Dengan pertimbangan bahwa antara RNA-m dan RNA-t memiliki fungsi yang direfleksikan sebagai penerjemah dan penyusun strategis implementatif dari konsep bisnis empirik dari top manajemen suatu Organisasi, maka patut dipertimbangkan bahwa kedua lini fungsi tersebut difasilitasi oleh infrastruktur spesifik dalam melakukan penelitian dan pengembangan / research and development (R&D) guna dapat menentukan mekanisme implementatif yang proporsional dari strategi bisnis yang dirancang, untuk disampaikan kepada manajemen di lokasi-lokasi kerja.

Dalam penerapannya, penulis menggambarkan bahwa fungsi Unit strategis bisnis akan berfokus kegiatan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat R&D, baik untuk lingkup teknis maupun non teknis.

Sedangkan lokasi-lokasi kerja, seperti Cabang, area, regional dan site, akan berfokus pada kegiatan-kegiatan yang bersifat implementatif hasil dari rancangan strategi teknis dan non teknis hasil R&D oleh Unit strategis bisnis tersebut di atas.

Dengan menerapkan model sinergi yang diinspirasi oleh mekanisme biokimia sintesa protein tersebut di atas, maka terdapat setidaknya 2 (dua) keuntungan yaitu;

o Kualitas produk telah melalui hasil penelitian dan pengembangan yang dikemas melalui mekanisme yang sistematis. Dengan demikian, fungsi pemasaran dan penjualan telah dipastikan memasarkan dan menjual produk dengan kualitas yang dikonfirmasi sejak awal.

o Dalam pengelolaan untung-rugi, maka potensi terjadinya proses pengkutuban profit antara Cabang/Regional/Area/Site dengan Unit strategis bisnis - dimana kedua fungsi tersebut memiliki domain dalam pengelolaan untung-rugi - dapat direduksi.

Merupakan gagasan yang menarik apabila mulai dipertimbangkan hasil-hasil R&D dalam skala yang bagaimana serta hasil implementasinya yang seperti apa di lokasi-lokasi kerja, yang kemudian dikorelasikan sebagai angka nominal apresiasinya.

Sehingga suatu Unit bisnis strategis penggagas konsep R&D akan mendapatkan profit dari hasil program dan/atau proyek R&D yang diterapkan oleh unit-unit kerja.

Dengan demikian, sinergi dengan pola yang proporsional dalam menggagas R&D dan penerapannya, sejatinya merupakan bagian dari pengejawantahan konsep Knowledge Management.

Dalam pandangan penulis, suatu organisasi yang memiliki komitmen tinggi untuk menerapkan Knowledge Management, merupakan suatu organisasi yang tidak saja mampu bersaing melainkan juga telah mengakomodir hak paling mendasar dari karyawan-karyawannya yaitu; berpikir, berargumen dan menggagas.

Bagaimana pembaca yang budiman, tertarik untuk merancang bagaimana menerapkannya ?

Salam,
Anton Joedijanto,
5 Mei 2009

Jumat, Maret 27, 2009

Petualangan Operasi Sinusitis

Begini (siap-siap baca lama dan kernyitkan dahi, karena juga akan dibubuhi alasan-alasan yang bernuansa mekanika kuantum);

Saya sebenarnya divonis untuk dioperasi sinusitis, itu pada medio April 2006 dari sebuah RS yang tekemuka di wilayah Bekasi Timur oleh seorang dokter THT yang sayangnya saya lupa namanya.

Keluhan yang saya alami waktu itu bukan berupa pusing berat, melainkan pusing ringan terutama setelah naik pesawat terbang (saya dulu khan sering perjalanan Jakarta – Timika). Selain itu keluhan saya adalah adanya aroma tidak sedap yang saya sendiri yang merasakan di sekitar hidung bagian dalam. Aromanya nya gimana ya nerjemahkannya. Pokoknya, istilah jawa-nya itu 'mak seng', demikian gambaran aromanya di rongga hidung saya.

Setelah dilakukan ronsen di wilayah THT di wajah saya, maka terlihat adanya indikasi sinusitis parah yang disebabkan oleh sesuatu puluhan tahun yang lalu. Tapi saya waktu itu memutuskan tidak mau dioperasi, karena kebetulan dokternya - menurut saya - tidak menunjukkan sikap yang empati (walaupun sebenarnya dokter itu dilarang berempati kepada pasiennya (masak dibilang operasi sinus itu operasi besar, sakit dan menimbulkan trauma). Waduh rek aku yo emoh nek koyo ngono.

Akhirnya saya tandatangani surat keberatan dioperasi di RS itu, tapi dokternya memberikan saya obat penahan nyeri in case saya melakukan perjalanan via udara dan beberapa obat antibiotik khusus penderita sinusitis, yaitu grup Levoflaxin merk Cravit 250 mg, in case kalo aroma tidak sedapnya itu kambuh.

Waktu pun berjalan sampai akhirnya pas tanggal 30 Desember 2007 habis ngajak jalan-jalan anak saya yang sulung di Taman Anggrek dan beli DVD live reuni grup band ASIA di Budokan, tiba-tiba pas pulang-nya serasa mata saya sebelah kanan (ini memang bagian rongga sinus saya yang bermasalah) terasa ada yang menarik-narik dan kepala sempat pusing.

Saya pun akhirnya minum panadol untuk menghilangkan rasa sakit dan malam harinya saya habiskan waktu baca novelnya Ahmad Tohari = Bekisar Merah, sampai tamat jam 4-an subuh.

Besoknya pas bangun pagi agak siangan habis baca novel, tiba-tiba kepala saya rasanya pusing berat tak tertahankan, terutama di sisi sebelah kanan dan rasanya mata sebelah kanan ini ada yang menarik ke dalam. Akhirnya tangan saya waktu itu harus pegangi wajah bagian kanan kalo harus berjalan….. wis jan ngelu-ne ora ilok.

Hampir seharian menjelang malam tahun baru 2008, saya hanya duduk-duduk dan tiduran dan hanya minum air putih saja, Nafsu makan hilang sama sekali. Istri saya sempat panik, tapi saya tidak ingin membuatnya bertambah panik dengan cara; saya berusaha menahan sakit. Lha gimana, mau taun baru-an kok malah panik.

Untuk mengurangi rasa sakit, saya minum panadol sampai 2 kaplet sekali minum. Lumayan, tapi selang 3-4 jam pusingnya dan rasa mata kanan ketarik ke dalam, kambuh lagi.

Jadi malam tahun baru 2008 kemarin praktis saya bergelut dengan pusing akibat infeksi sinusitis saya mencapai puncaknya, dengan rasa nyeri yang nyaris tiada tertahankan !

Anu, pembaca yang budiman,..... sssssttt..... bacanya jangan sambil ngowoh, gitu. Itu mulutnya jangan kebuka gitu donk.... mingkem dulu...mingkem dulu.....

Konon saya sempet pingsan selama 3-4 jam-an waktu setelah Subuh tanggal 1 Januari 2008. Juga sempat istri saya nangis karena katanya saya sempet pamitan...padahal saya nggak sadar sama sekali... mungkin kalo orang sudah berada diatas batasan tolerasi rasa sakit, akhirnya jadi nggak sadar seperti itu ya ?

Untungnya istri saya punya inisiatif nelpon tetangga saya yang dokter THT, nama inisialnya Pak EP. Lha ndilalahnya beliaunya juga sedang liburan bersama keluarga dan akan pulang besoknya, 2 Januari 2008. Waduch byunk ! (ini ungkapan yang lebih sakit dari 'aduh byung') masa nyeri-pun diperpanjang kontraknya di wajah saya di sebelah kanan ini.

Karena saya mulai terbiasa sakit, maka selama seharian hingga besok sorenya, saya nggak pake acara pingsan-pingsanan lagi. Istilahnya saya mulai bersahabat dengan rasa sakit itu, walaupun nggak akan bertahan untuk berlama-lama.

Habis Maghrib tanggal 2 Januari 2008, saya ke Pak dokter EP sambil bawa hasil ronsen di RS tersebut diatas hasil tahun kemarin.

Beliaunya bilang bahwa saya memang harus dioperasi, karena sudah berkategori dampak berat atas suatu infeksi. Penyebabnya bisa karena trauma fisik atau infeksi pada gigi geraham bagian atas.

Kategori operasinya ada dua, yaitu;
- Sinuskopi, bila belum terakumulasi menjadi padatan dalam rongga sinus, dimana rongga hidung dan sinus dimasukin selang kateter dan kotoran-kotoran di dalamnya akibat infeksi disedot keluar dan dibersihkan.
- Explorasi, bila sudah parah dan kotoran akibat infeksi menjadi padatan dalam rongga sinus. Istilah awamnya, hidungnya dikerok.

Waduh, saya sempat panik. Tapi Pak dokter EP meyakinkan saya bahwa dijamin tidak akan sakit karena akan dibius total, karena bila tidak memang pasti akan membuat trauma. Dan dijamin tidak akan ada luka bekas operasi atas hidung saya, karena memang ini bukan operasi bedah hidung supaya lebih mancung. OK itu, karena tadinya saya takut kalo hidung saya ini ketuker sama hidung model si Tukul.

Nah ini dia, suatu pendekatan empati yang - menurut saya - pas. Mungkin juga karena Pak dokter EP itu tetangga baik saya, jadi penjelasannya asyik-asyik saja di telinga saya. Atau mungkin waktu itu saya memang sudah pasrah di-apakan saja karena sudah 4 hari berkutat dengan rasa nyeri yang tak tertahankan tapi saya masih berusaha mencoba bertahan supaya tidak kelihatan oleh istri dan anak-anak saya pas tahun baru kemarin.

Saya memang belum kepikir untuk konsultasi dengan Pak dokter EP karena kebetulan beliaunya tidak praktik di RS rujukan perusahaan tempat saya bekerja. Tapi di RS di wilayah Bekasi Timur, tapi bukan yang RS tersebut di atas (paham 'khan ?).

Memang fasilitas RS-nya relatif dibawah RS terkemuka tersebut di atas, tapi yang penting sembuh pikir saya waktu itu.

Saya mulai menginap di RS di tempat Pak dokter EP praktik tanggal 3 Januari 2008. Ini pengalaman pertama bagi saya dirawat di RS. Seumur hidup baru sekarang saya menginap di RS sebagai pasien. Tahun-tahun kemarin saya memang menginap di rumah sakit, bukan sebagai pasien tapi menjaga istri saya yang mau melahirkan anak-anak saya yang lucu-lucu itu.

Dapat fasilitas VIP !, karena itu jatah saya menurut aturan perusahaan saya bila saya sakit. Jadi saya sempet mikir, seandainya ini VIP-nya RS Mitra Internasional atau RS Pondok Indah atau RS Bintaro International atau RS Siloam Karawaci atau RS Glen Igleas International Karawaci, maka pasti fasilitasnya lebih asyik lagi. Juga bergengsi, bisa buat cerita untuk tetangga kalo sembuh nanti.

Lha tapi ini khan urusan lagi sakit, masak ya mikir gengsi-gengsi-an. Lagi-an rumah saya khan di daerah Cibitung.

Sebelum besoknya dioperasi, hari itu saya dilakukan tes-tes laboratorium dan check up lengkap. Termasuk periksa gigi untuk memastikan penyebab infeksi sinusitis saya.

Setelah diperiksa melalui ronsen dan diperiksa kondisi gigi geligi saya, ternyata bukan dari kerusakan gigi yang akumulatif, kata dokter giginya (Ibu-ibu, saya lupa namanya). Akhirnya saya ingat kejadian 25 tahun yang lalu, tahun 83, saya pernah trauma di wilayah wajah sebelah kanan karena terkena tendangan akibat telat nangkis waktu ada pertandingan silat Perisai Diri di Malang. Waktu itu saya masih kelas 2 smp. Waktu itu memang sempat bengkak dan biru-biru selama 2 minggu-an, tapi oleh dokter waktu itu tidak dirujuk untuk periksa kondisi THT. Jadi inilah penyebabnya, sehingga 25 tahun kemudian, pendarahan dalam yang saya alami menjadi mengeras dan mengganggu sirkulasi / tekanan udara di dalam rongga sinus yang saya miliki.

Pantesan, selama ini kalo habis pilek, rasanya pusing di wilayah wajah bagian depan. Apalagi kalo pas sujud waktu sholat..... nyerinya nggak nahan. Seringkali pusing di bagian kening dan kalo sudah ada bunyi mak ’krek’, baru berangsur pusingnya ilang.

Saya mulai dioperasi pada pukul 17:30 WIB tanggal 4 Januari 2008...kalo nggak salah hari Jum’at. Dokter spesialisnya ada dua, yaitu THT dan Anaestesi.

Keberadaan dokter spesialis anaestaesi itu sangat penting. Karena memang dalam praktik operasi, ternyata kecelakaan seringkali bukan karena sewaktu operasi, melainkan senyawaan kimia anaestesi yang disuntikkan kepada pasien yang bisa jadi tidak sesuai dengan kondisinya. Makanya beberapa hari sebelum operasi dilakukan check up lengkap guna data/diagnosa bagi dokter anaestesinya.

Kalo akan dioperasi oleh pihak RS, maka pastikan harus ada dokter khusus/spesialis anaestesinya. Karena ternyata, proses anaestesi itu titik paling kritis. Kalo proses ini gagal, maka sang pasien-pun bisa terancam akan terteleportasi ke dimensi yang bukan dimensi di mana bumi dan segala isinya ini berada.

Saya sempet diwanti-wanti bahwa dampak anaestesi itu bisa 2-3 hari-an, tergantung berat tubuh. Nah untuk tubuh saya yang tidak bisa dibilang kurus kering ini, maka bisa jadi efeknya akan terasa 3 hari-an mendatang, karena lemak akan menghalangi senyawaan anaestesi untuk terurai lebih lanjut.

Saya juga balik nanya, kira-kira dampaknya apa. Dijawab perasaan melayang. Saya jawab kalo saya seneng itu, karena bisa sambil dengerin musik jenis rock alternatif model Pink Floyd. Lha daripada beli heroin atau sebangsanya. Dokternya ketawa.

Hari itu juga hari pertama saya diperlakukan sebagai pasien yang dioperasi. Riwayat saya dioperasi dalam pengertian hilangnya salah satu jaringan dalam tubuh saya yaitu tahun 82 pas gunung Galunggung meletus. Waktu itu saya di-sunat.

Sempet grogi saya ketika akan masuk ruang operasi yang bersuhu dingin itu. Istri dan anak sulung saya nunggu di luar sambil kembeng-kembeng mau nangis. Saya bilang tenang saja, ini baru di hidung bukan bagian yang lain.

Dalam ruangan operasi, sudah ada 4 orang.... semua ramah-ramah..... ada beberapa kemungkinan kenapa semuanya ramah;
1. karena memang sudah merupakan layanan dengan keramahtamahan dan senyum standard
2. karena saya pasien kelas VIP
3. karena Pak dokter EP itu tetangga baik saya
4. orang-orang seneng ngeliat saya yang juga bersikap ramah, tidak tegang seperti kebanyakan orang yang mau di operasi. Hal ini adalah salah satu nilai positif bahwa saya bertekad untuk tidak takut dioperasi, karena saya memang pernah dioperasi beberapa puluh tahun yang lalu, yaitu = di-sunat.

Singkat cerita, saya tidak ingat apa-apa lagi setelah dokter anaestesi yang juga berisisial A itu menyuntikkan senyawaan anaestesi. Perasaan saya selama 5-menitan berada di ruangan serba putih. Sangat-sangat putih, tanpa merasakan apa-pun. Tidak sedikitpun rasa sakit yang saya rasakan selama ’5 menit’ itu !

....sik...sik.....sik...... Pembaca yang baik, itu bacanya kok mulutnya masih terbuka lagi.... mingkem dulu...mingkem dulu.....mak hmmm.

Setelah merasakan '5 menit' dalam cahaya serba putih, saya disadarkan oleh teriakan keras = "sudah Pak Anton, bangun-banguuunnn..."

Sejenak pandangan saya kabur dan tubuh rasanya lemas sekali. Mengangkat tangan saya susah. Saya menoleh, istri saya sudah pegangi tangan saya, sambil nangis. Juga anak saya yang sulung. Saya mau bilang ’sudah beres, Alhamdulillah’.... tapi kok rasanya susah dan aneh.... Oalah ternyata hidung saya sudah dibungkus dan dimasuki kateter udara bantu pernapasan.

Saya dalam posisi tidur di tempat tidur khusus yang beroda.

Saya sempet paksa nyalamin orang-orang RS yang saya temui di dalam ruangan, tapi pandangan masih belum jelas.

Saya dipindah ke ruangan opname. Diberi minum, karena saya merasa sangat haus. Saya sempat liat jam, ternyata sudah pukul 8 malam kurang 1/4.

Saya tanya dokter, tadi operasinya berapa jam ?..... dokter bilang hampir 2 jam..... jadi waktu relatif ’5 menit’ dalam kondisi melayang tadi, ternyata adalah 2 jam waktu kondisi normal..... itulah dilatasi waktu ala mekanika kuantum. Ternyata waktu itu akan menjadi relatif tergantung pada kondisi fisik dan perasaan-sanubari kita juga.

Semalaman saya tidur sendirian. Istri dan anak, juga beberapa tetangga saya ada yang menawarkan untuk menemani saya, tapi saya minta mereka pulang saja. Karena pasti kru RS mau bantu kalo ada apa-apa, tinggal mencet bel. Ada beberapa alasan, kenapa saya minta mereka pulang :

1. karena istri saya masih menyusui anak saya yang ke 4.
2. karena saya nggak ingin merepotkan tetangga saya. Mereka juga punya kewajiban untuk menjaga anak-istrinya di rumah.
3. karena saya memang ingin merasakan bagaimana rasanya dirawat di sebuah RS dengan fasilitas VIP, sendirian.

Habis itu saya cuman tidur dan tidur.... jam 2 an pagi sempat bangun, untuk minta minum sama suster..... minum aja susah, karena ada kateter dan hidung saya dibungkus juga saya merasakan rongga hidung saya sangat buntu, sehingga harus bernafas liwat mulut.

Besok pagi-nya sekitar pukul 7 pagi, saya dibangunkan oleh suster jaga.

"Pak, biar seger, Bapak saya lap ya ?" tanyanya dengan ramah.

Wah di-lap ?... memangnya saya meja pikir saya.

Belum sempat saya menjawab, suster itu sudah mulai melepas baju saya..... dan saya mulai di-lap / di-sibin pake lap yang dicelup-peras dalam air hangat. Segar tentunya.

Sambil menjalankan pekerjaannya, suster itu juga bercerita tentang sinusitis. Dia bilang bahwa memang benar, sinusitis harus dioperasi seperti saya, supaya tidak kambuh lagi.......

Mulai-lah celana rumah sakit yang saya kenakan dilepas oleh suster itu, dengan tanpa perasaan canggung sama sekali. Sebagai lelaki normal, saya sempat mikir agak nakal; 'wah seandainya ini dalam keadaan sembuh, segar-bugar, maka apa yang akan terjadi ?...'

Pas saya nanya apakah suster itu sudah berkeluarga, dia menjawab sudah dan suaminya anggota TNI angkatan udara....NAH LO ! wis kapok koen 'Ton !

... pantesan pikir saya... kok nggak canggung menghadapi pasien yang tidak berdaya seperti saya hari itu.

Seharian itu, saya susah untuk makan, padahal terus merasa lapar (mungkin ini juga dampak dari senyawaan anaestesi itu). Susah karena mulut saya susah untuk mengunyah makanan karena hidung saya terasa sesak dan terbungkus. Siang hari istri dan anak sulung saya nengok sampai sore.

Orang-orang kantor nggak ada yang tau, karena tidak saya kabar-i. Padahal saya baru sadar, kalo orang yang sakit/dirawat inap, akan merasa nyaman bila ditengok. Paling tidak sebagai sugesti bagi yang bersangkutan untuk bisa segera sembuh.

Besok pagi-nya, saya nggak mau di-sibin oleh suster, karena memang tidak ada alasan bagi saya untuk di-sibin, wong saya sudah bisa jalan sendiri ke kamar mandi kok.....

Sore harinya Pak dokter EP mulai membuka bungkus hidung saya...... radha ngeri saya pas dibuka..... ternyata di dalam hidung saya ada selang ukuran +- ½ cm panjang 5 senti-an dan beberapa kapas di dalamnya...... saya pikir sudah selesai..... ternyata Pak dokter EP masih menyuruh saya menahan nyeri, karena akan mencabut tampon di dalam hidung saya..... ya udah deh ... saya melek merem menahan nyeri ketika Pak Eddy dibantu suster menarik tali tampon dalam rongga hidung saya. Panjang banget, ada kalo 1 meter-an !

Hidung sebelah kiri sudah bebas tampon....saya lega....

Tapi ternyata batal ! karena di hidung yang sebelah kanan juga masih tersisa tampon.... waduh ’rek.... penderitaan nyeri belum berakhir… tampon yang tersimpan di rongga hidung sebelah kanan harus dicabut. Ritual seperti sebelumnya pun terjadi... nyeri campir geli dihidung dan ngeri jadi satu...... jadi total tampon di kedua hidung adalah 2 meter !

.....eits... Pembaca, itu mulutnya ditutup.... mingkem dulu... mingkem kayak Megawati.

Nafas jadi lega sekarang, sudah bisa liwat hidung. Tapi harus hati-hati, kalo bisa jangan bersin liwat hidung.

Makan dan minum juga terasa lebih enak. Malam itu saya pilih masakan rumah yang dibawa oleh istri saya sore harinya. Seingat saya sambel goreng tempe dan paru goreng kesukaan saya. Tapi makan harus tetap pelan-pelan.... sebenarnya saya nggak suka cara makan terlalu pelan, tapi salah satu alasannya demi menunjukkan sebagai orang yang sedang dirawat inap.

Malamnya, sebelum tidur rupanya ada pergantian suster, bukan suster yang juga anggota ibu-ibu Dharmapertiwi TNI AU yang kemarin, tapi yang lebih muda, menurut saya. Saya sempat ngobrol-ngobrol dengan suster muda itu.

Waktu saya diminta untuk tidur dan diinjeksi obat antibiotik, eh... suster itu bilang; "Pak, lain kali ketemunya jangan di RS... di mall aja"... sambil senyum-senyum.....

Wah fenomena apa lagi ini ?!....padahal selama ini saya punya persepsi bahwa suster itu galak, judes dan sangat berpotensi menjadi hantu, seperti judul film horor buatan Indonesia yang berjudul : Suster ’N’ (DVD bajakannya laku di terminal UKI).....

Waktu itu, saya cuman mikir, seandainya yang nge-lap saya kemarin itu suster yang ini, pasti dia langsung ngajak nonton bioskop (lho apa hubungannya?)

Ada beberapa kemungkinan yang saysa asumsikan kenapa suster muda itu ngajak saya ketemuan di mall, yaitu ;

1. saya dinilai sebagai orang golongan the have atau paling tidak pejabat penting suatu instansi tertentu, karena menginap di ruang VIP.
2. suster muda itu ingat salah satu seleb tanah air yang entah siapa dia, ketika melihat wajah saya, atau
3. suster muda itu memang belum pernah ke mall sama sekali, hanya tau kalo mall itu tempat orang jalan-jalan.

Besoknya, tanggal 7 Januari 2008 saya diijinkan pulang dan saya disarankan untuk tidak konsumsi es dan sea food. Untungnya sea food, bukan tempe dan paru goreng. Juga diminta untuk kenakan masker dalam waktu 2-3 bulan. Tapi sampai saat ini saya masih enjoy menggunakan masker anti debu ketika perjalanan ke kantor/Jakarta. Pertama-tama orang melihat saya aneh, lama-lama sekarang saya lihat mulai banyak yang menggunakan masker yang berwarna luar hijau itu kalo sedang jalan-jalan di Jakarta dan sekitarnya, terutama di daerah yang high polluted.

Setelah memberi oleh-oleh buat suster-suster yang menjaga saya selama dirawat (termasuk suster yang ngajak ketemuan di mall itu), saya ke kasir. Jumlah yang kuitansi yang saya tandatangani adalah 14 Juta-an, termasuk rawat inap, pengobatan, operasi dan fasilitas kamar. Untungnya sudah ditanggung kantor. Itungan saya, selama 14 tahun bekerja di perusahaan ini, baru sekarang saya dirawat di RS. Jadi itungannya selama setahun saya nabung 1 Juta untuk biaya RS.

Khusus untuk operasinya sendiri seingat saya 5 Juta-an (rupiah, bukan dollar).

Setelah tandatangani kuitansi, saya dan istri pulang.

Dan bener, selama 2-3 hari selanjutnya saya pun masih merasa melayang. Artinya, senyawaan anaestesi itu lebih lama mengendap di tubuh saya hingga 3 hari setelah 3 hari waktu operasi dilakukan. Ada beberapa kemungkinan;

1. bisa jadi dosisnya yang berlebih sedikit.
2. mungkin saya tidak terbiasa konsumsi obat-obatan jenis anaestesi, karena saya memang bukan konsumen narkoba.
3. mungkin saya yang kelebihan berat badan.... tapi nggak juga karena keluar dari RS badan saya turun sampai 5 kiloan (gram).

Kemudian, selama 1 bulanan setelah operasi, saya mengikuti program terapi fisik di RS, setiap hari Rabu dan Sabtu, untuk mengeringkan rongga hidung saya dan memeriksan serta mencegah supaya tidak ada infeksi lanjutan pasca operasi.

Demikian ceritanya.

Jadi, Pembaca yang budiman, kalo ada orang-orang terdekat yang mengalami keluhan seperti yang saya ceritakan di atas, atau barangkali pas deket-deketan / lagi ’yhang-yhang'-an tiba-tiba/ujug-ujug/dhumadhakan mak ’seng’ mencium aroma yang kurang sedang di sekitar hidung yayang-nya, maka sebaiknya segera dikonsultasikan ke dokter THT.

Jangan sekali-kali nekat pengobatan alternatip gurah, karena gurah itu ’hanya’ bisa mengeluarkan lendirnya (itu-pun bisa jadi tidak 100%), tapi tidak menyembuhkan infeksinya.


Untuk saat ini, dokter-dokter THT yang piawai menangani kasus sinusitis dengan tanpa rasa sakit dan trauma adalah group-nya RS Cipto di Salemba sana. Kebetulan Pak dokter EP juga dulu praktik lama di sana. Ada juga dokter di Jakarta yang praktik THT, namanya inisial beliaunya dokter H, praktik pribadi di klinik di belakang Hotel T Salemba (mudah-mudahan dengan banyaknya Inisial, anda tidak bingung).

Beliaunya itu dokter spesialis THT yang bekerjasama dengan PT. FI (inisial apalagi ini?) yang juga dikenal banyak pengidap sinusitisnya, karena bekerja di ketinggian dan berdebu.

Semoga bermanfaat.

anton joedijanto.
Jakarta medio Juli 2008.

Perihal Grup Band; Marillion (Arsip tulisan saya, medio Maret 2008)


marillion.

Lagunya yang keren adalah Kayleigh. Saking nge-fans-nya saya sama marillion, maka lagu ini saya abadikan menjadi nama tengah anak perempuan saya.

Seingat saya dulu pada tahun 85-86 semua band sma di kota dimana saya menghabiskan masa remaja; Malang, pasti berusaha untuk nyanyikan lagu ini ketika ada inaugurasi atau perpisahan. Semacam lagu wajib.

Album-album mereka ketika Fish (Dereck W Dick) masih menjadi vokalis-nya adalah rangkaian dari cerita-cerita kehidupan, dengan tokoh-tokoh yang dipertemukan dalam setiap albumnya;

1. Script for the jester's tears, keluaran 1982, lagu-lagu andalan:
- yang judulnya sama dengan albumnya.
- he knows you know
- chelsea monday

2. Fugazi, keluaran 1983, lagu-lagu andalannya:
- Fugazi (where are the prophets? where are the missionaries?). Cerita ttg kelamnya dunia karena kriminalitas yang meningkat).
- Assasing (cerita pembantaian massal di India-Pakistan)
- Punch and Judy (mirip kisah drama Kuncung & Bawuk, jw).
- Incubus (...uuuuuuuaaaaahhhh...)

3. Misplaced childood, keluaran tahun1985. Album yang dikenal baik oleh penggemar di Indonesia, terutama Keyleigh dan Lavender, juga heart of lothian ( i was born with the heart of the lothian)

4. Clutching at straws, keluaran tahun 1987, dengan lagu-lagu andalan;
- Sugar Mice ('we just sugar mice in the rain...' ini lagu berupa jeritan hati seorang unemployee dan susahnya cari pekerjaan di Inggris sana. Sugar mice itu ternyata semacam makanan gula-gula. Kebayang kalo kena air hujan, pasti akan meleleh tak berdaya)
- white russian (where do we go from here?)
- slainthe math
- that time of the night
- warm wet circles (konon ada suara Tony Banks di situ ?)
- just for the record


Juga ada album kumpulan lagu-lagu single-nya yang bukan termasuk lagu bercerita dalam album-album itu yang dikemas dalam sebuah album singles, yaitu; Beside Them Selves, keluaran tahun 1982. Banyak lagu-lagu nyentrik di dalamnya macam;

- Market Square Heroes (melodi dalam lagu ini bisa jadi refleksi atas masa kecil Fish yang dilahirkan di Edinburg yang setiap taun-nya ada festival marching-band)
- Grendel (raksasa buruk rupa legenda rakyat Denmark)
- Lady Nina
- Cinderella Search
- Tic Tac Toe

Memang menurut kritikus musik, marillion yang dulu bernama silmarillion ini tidak bisa lepas dari bayang-bayang Genesis. Kadang malah ada beberapa lagu yang cengkok vokalnya Fish mirip banget dengan Peter Gabriel sang vokalis Genesis format klasik itu. Karakter vokal Fish sangat Scotich. Sayangnya marillion tidak begitu dikenal oleh publik Amrik, karena dinilai aneh dengan syairnya yang membingungkan.




Setelah live The Thieving Magpie (La Gazza ladra) tahun 1988 - dengan konser pembukaan arransemen dansa klasik Strauss -, Fish hengkang dari marillion dan bersolo karier dengan album pertamanya; Vigil In The Wilderness of Mirror (1989), dengan tembang andalan;
- Gentlemen Excuse Me
- The Big Wedge (dalam lagu ini Fish kritik keras Amrik yang selalu ingin menjadi The Big Wedge (pentungan besar) bahkan IMF dan CIA dianggapnya sama saja, yaitu; mau tau urusan orang lain)
- The Company

Kemudian Fish rilis album kedua tahun 1991, Song of The Mirror, yang berisikan lagu-lagu lama gubahan baru macam; The Boston Tea Party... dan ada satu lagunya Bob Dylan dan lagu genesis I know what i like yang digubah menjadi lebih nyentrik dengan dominansi gitarisnya yang baru; Frank Usher.

Tahun 1993, rilis album solo lagi yang berjudul, Internal Exile, dengan tembang-tembang andalan;
- Lucky
- Just good friend
- Credo
- Tongues
- Internal Exile... (yang ini lagunya Scotich banget)

Tahun 1995 Fish rilis album yang berisikan daur ulang lagu-lagu lama, baik lagunya dia maupun lagunya marillion, ada dua kompilasi Yin (warna gelap berisikan lagu-lagu 'gelap) dan Yang (warna putih berisikan lagu-lagu 'terang').

Dalam album ini ada juga lagu singles yang berjudul Raw Meat.

Tahun 1996 rilis lagi album (saya lupa judulnya) saya ingat satu lagunya Emperor Songs dan Brother 52.

Tahun 1999 rilis album Suits, tapi berisikan kebanyakan lagu lama cuman ada 2-3 lagu baru diantara 15-an lagu, seperti Mr. 1470 dan Bandwagon.

Nah tahun 2006 kemarin Fish rilis album kompilasi the best-nya ada 2 CD.

Menurut saya semua album tersebut layak dikoleksi, karena memang karakter vokalnya unik juga melodinya yang nyleneh-nyleneh. Juga syairnya yang suka bikin dahi berkerut dan alis hampir bersentuhan satu sama lain.

Kembali ke marillion. Sekeluarnya Fish, akhirnya marillion merekrut Steve Hograth. Memang terdapat beda karakter antara Fish dan Steve H.

Tapi menurut saya, karisma-nya lebih ada di Steve H yang justru membuat grup band ini lebih langgeng dan solid dengan personil yang tidak berubah sejak Ian Mosley gabung tahun 1983 (mulai album Fugazi).

Juga justru di era Steve H, marillion bisa mempertahankan pesonanya sebagai grup band sepanjang masa dengan penggemar yang unik dan tersebar seantero jagad.

Steve H lebih ke syair yang syahdu dan radha-radha nge-pop.

Beberapa album di era Steve H antara lain;
- Seasonds End, keluaran tahun 1989. Album ini menurut saya adalah album terbaik mereka di era Steve H, dengan tembang andalan macam; Season End, The Space, After you, Uninvited Guess.

- Hollidays In Eden, keluaran tahun 1991. Album ini berisi lagu-lagu yang sangat nge-pop dan enteng untuk didengar. Kesan aneh dan melodi rumit marillion-nya radha ilang. Lagu-lagu enteng dan ngepop antara lain; Dry Land, No One Can, Something waiting to happen

- Brave, keluaran tahun 1993. Album ini berisikan aransemen musik dan syair yang gelap, rumit tapi kualitas suaranya paling prima. Bener, lagu-lagu di album ini sangat pas di dengarkan diruangan yang gelap dan suara kencang. Nggak ada jeda antara lagu. Sambung terus sampai abis. Andalan lagunya adalah seri lagu; The Great Escape.

- Afraid of Sunrise, keluaran tahun 1995. Ibarat pepatah; habis gelap terbitlah terang, maka lagu-lagunya kembali ngepop tapi tidak sengepop album Hollidays In Eden, macam; Beautiful, Canibal Surf Babe, Afraid of Sunlight

- This Strange Machine, keluaran 1997. Mbalik ke format agak muram lagi, dengan lagu andalan; Estonia.

- Tahun 1999 - 2000 beberapa albumnya tidak beredar di Indonesia, macam marillion.com dan Radiation.... ya udah, bayangan saya pasti lagu-lagunya penuh permenungan dan rumit.

- Baru tahun 2001, produser rekaman Indonesia 'mengijinkan' melodi marillion diperdengarkan ke penggemarnya di Indonesia melalui album Anorakphobia. Album ini menurut saya terbaik kedua setelah Seasons End 1989, dengan tembang-tembang andalan; Quartz, This is the 21st century dan Map of the world.

Setelah vakum +- 4 tahun, mereka kemudian rilis album The Marbles, keluaran 2005. Sayangnya lagu-lagunya, menurut saya terlalu datar. Namun ada juga tembang-tembang andalan yaitu; You're gone dan Don't hurt yourself.

Pada tahun 2007 kemarin juga rilis album yang berjudul Somewhere Else. Untuk album ini saya belum sempat mendengarkan lantunan tembangnya. Lha wong harganya mahal dan say no to piracy. Saya masih nabung dulu untuk beli album itu. Mudah-mudahan masih ada di toko CD audio langganan saya.

Well, walaupun lagu-lagu marillion akhir-akhir ini menjadi datar, grup band ini masih memiliki fans-nya. Mungkin karena kharisma-nya atau arransemen melodi-nya yang sudah tidak ada lagi yang menawarkan di era musik MTV sekarang atau karena syairnya yang menarik untuk tetap direnungkan.

Demikian ulasannya untuk marillion.

regards,
anton joedijanto

Selasa, Januari 27, 2009

'Cerita Tentang Kentut.'

Saya mencoba untuk mengulas menariknya fenomena kentut, berkentut dan beberapa hal yang mungkin menarik untuk diketahui walaupun sebelumnya mungkin tidak menarik sama sekali.... bahkan mendengarkannya pun enggan.

Begini, kisaran 2 tahun yang lalu ketika sedang jadwal boarding di ruang tunggu bandara Cengkareng, saya duduk bersebelahan dengan seorang pria paruh baya yang saya yakin bukan orang kita, tapi bisa jadi orang Jepang.

Orang itu asyik membaca buku yang saya yakin sebuah novel karena ukurannya sebesar rata-rata buku novel.

Nggak berapa lama setelah kami berdiam diri dengan kesibukan masing-masing (saya asyik kirim-kiriman sms... yang pasti bukan untuk ulasan perihal kentut)... tiba-tiba dia memiringkan badannya berlawanan arah dengan sisi saya yang artinya memiringkan pantatnya ke arah tempat saya duduk daaaann.... timbul bunyi mak 'prootth' ... rupanya dia kentut dengan seksama, ke arah saya !

Saya sempet mau tersinggung... saya liat dia... tapi demi melihat ketekunannya dia baca novel itu dan saya liat orangnya terpelajar.... saya jadi urung tersinggung.... dan yang penting kentutnya ternyata tidak memberikan dampak nyata berupa bau yang tidak sedap.

Saya harus balas !... bener nggak lebih dari 10 menit saya konsentrasikan diri (sambil tetap berlagak kirim sms) untuk bisa mengolah chemistry dalam lambung dan usus saya untuk menghasilkan gas yang bisa diledakkan dalam bentuk kentut melalui mekanisme yang sedikit dipaksakan....

Benar... saya pun mulai meniru yang dia lakukan 10 menit yang lalu terhadap saya. Tapi karena mungkin ini tipe kentut yang tidak rela, maka bunyinya pun berkesan malu-malu.... mak 'tiuuuuuttt'... dan dijamin tidak berbau, karena saya yakin tidak sedang kebelet dan memang bukan penggemar makanan yang menyebabkan kentut saya bau... istilahnya saya ini mungkin tipe orang penghasil kentut yang elite... nggak norak.

Poin-nya bukan itu.... saya nunggu reaksi dia.... dan ternyata dia nggak bergeming !!! padahal saya yakin dia bukan orang yang tuli. Demi mendengar suara kentut saya yang radha-radha aduhai itu, ternyata dia tetep tekun membaca novelnya dengan seksama... mungkin dia baca buku tentang ; Uji Coba Reaksi Orang Ketika Kita Sedang Kentut.

Ya udah satu sama, pikir saya.... dan yang penting aksi saling balas kentut ini tidak menimbulkan prahara yang tidak perlu di ruang tunggu bandara Internasional ini.

Dari kejadian itu saya jadi mikir..... Ooooo berarti memang ada penyadaran dari orang sana bahwa berhajat kentut itu merupakan kebutuhan biologis yang tidak bisa dihindari oleh manusia siapa-pun dia dan bila perlu tidak usah ditahan, asal tidak membuat bising pendengarnya dan tidak membuat mabuk bagi yang mencium aroma tak terkendalinya....

Juga saya pernah punya kenalan orang Kanada, ketika kerja bareng di suatu lokasi remote di Kalimantan sana, pernah dia bilang kalo saya nggak perlu malu-malu kalo mau kentut.... kentut saja karena itu bisa membuat perut lega.... tapi dia sangat nggak setuju kalo ada orang tidak bisa menahan sendawa (glegek-en, jw) .. dia bilang itu seperti babi...

Waduh sempat bingung saya karena;

-pertama saya barusan mendapatkan kebebasan baru yang belum saya peroleh dari komunitas orang kita..... yaitu bebas kentut asal tidak bising dan tidak bau (wah untuk ukuran orang yang konsumsinya 4 sehat 5 sempurna plus sambel-2an pasti ini susah !). Repotnya justru dengan kebebasan yang diberikan oleh orang Kanada ini, malah saya tidak bisa kentut berhari-hari !

-kedua saya jadi mikir bagaimana caranya untuk tidak bersendawa sehabis makan.... maklum menu makanan orang kita memang sangat memungkinkan kita untuk bersendawa sehabis makan... selain juga kebiasaan kita yang cenderung harus merasa kenyang baru berhenti makan... bukan cukupkan makan supaya nanti merasa kenyang... dan ternyata pesan moral agar orang tidak bersendawa sembarangan memang bagus, yaitu kita dianjurkan untuk mencukupkan makan.

Jadi demikian... kembali ke urusan kentut. Sebagai tambahan lagi, bahwa jenis kentut juga berbeda-beda yang -menurut saya- bisa dikategorikan menjadi 2 kelompok utama;

1. Jenis kentut yang bertipe suara kencang (biasanya berbunyi mak 'thooooott'..atau..mak 'brhooott'... atau mak 'zzrrhhoongngng'), namun tidak menimbulkan bau yang signifikan.... ini biasanya dimiliki oleh orang-orang yang berkategori nothing too lose... enjoy the living... apa adanya.... dan menyatu dengan alam terbuka (down to earth). Dan cenderung dimiliki oleh kalangan wong cilik, karena memang keterbatasannya untuk mendapatkan kesempatan mengkonsumsi rupa-rupa makanan yang menjadi penyebab kentut menjadi bau...

2. Jenis kentut yang bertipe suara halus bahkan tidak terdengar, namun menimbulkan bau yang bisa membuat kecoa pingsan (biasanya berbunyi mak 'theessss' atau malah cuman mak 'ssttttt' dan paling banter paling cuman mak 'pheq !' kayak suara kodok ke-injek)..... ini biasanya dimiliki oleh orang-orang kantor-an, yang suka duduk ber-jam-jam tapi menahan-nahan aspirasi biologisnya demi kesopanan tapi malah menumpuk cikal bakal bau yang semerbak tidak enaknya.... atau dengan kata lain, tipe kentut ini dimiliki oleh sekelompok dan mungkin sebagian orang di dalamnya yang terbiasa hidup dalam keterpura-puraan.

Biasanya yang suka iseng suka mengeluarkan jenis kentut ini di ruang tertutup, macam dalam lift, dalam ruang meeting tertutup, dalam bus ac, dalam mobil ber-ac ketika rame-rame bareng pulang kantor atau bahkan di dalam pesawat terbang (kasus yang terjadi biasanya pas penumpang sudah pada berdiri antri mau turun dari pesawat)..... tujuannya ?? ya mungkin sekedar exhibionist.

Jadi ternyata kentut dan fenomena-nya itu menarik untuk dicermati, juga karena berkentut itu ternyata penting untuk dilampiaskan sebagai konsekuensi salah satu kebutuhan biologis, sejauh tidak menodai norma yang berlaku umum/disepakati dalam suatu komunitas.

Anton Joedijanto,
Jakarta, 12 maret 08.

'Perihal; Grup Band RUSH.'

Saya juga nge-fans sama grup musik asal Kanada ini.... begitu solid dan berenergi walaupun sudah menginjak usia grup hampir 40 tahun pertama berdiri, grup ini konon bernama Mahagony Rush, yang berkiblat bahkan mengadopsi habis konsep musik heavy metal-nya Led Zeppelin.

Album pertama mereka yaitu 'RUSH' yang rilis taun 1974 masih belum diawaki oleh Neil Peart. Bahkan lagu yang berjudul Finding my way dan Working Man, aroma Led Zeppelin sangat kental dalam album pertama ini, ada lagu yang sangat populer dan sempat 'dicari-cari' oleh anak-anak muda kita tahun 80-an, yaitu; In the mood.

Konon juga setelah album itu, terdapat perselisihan antara Geddy Lee (yang memang paling pinter dalam grup ini) dengan drummernya yang terdahulu. Lee tidak ingin RUSH menjadi epigonnya Led Zeppelin.

Karena perbedaan konsep bermusik tersebut, maka sang drummer tersebut digantikan oleh Neil Peart yang pada masa mendatang berhasil menawarkan konsep bermusik baru yang menjadi nyawa RUSH.

Dalam album 'Fly By Night', 1975, terdengar dengan jelas perbedaan aroma musik dalam RUSH setelah Neil Peart gabung dalam grup musik ini..... bukan menjadi heavy metal namun lebih menjadi dynamic - metal rock.... masih belum ke progressif rock.

Selanjutnya pada tahun yang sama rilis album 'Carress of Steel' pada tahun 1976 rilis album '2112'.... dengan tembang andalan yang berjudul sama, yang menurut saya menjadi salah satu ikon/lagu wajib dalam setiap konser mereka, yaitu The Temple of The Syrinx. Juga dirilis satu lagu yang sangat syahdu.... asli, ini adalah lagu paling melo yang pernah dirilis oleh RUSH, judulnya; The Tears.

Pada tahun 1976, setelah keempat album itu rilis, mereka mencoba 'nekat' untuk menggelar konser di tanah kelahiran musik rock modern yaitu Inggris dengan judul konser; 'All The World's Stage'. Tak dinyana, sambutan dari konser tersebut sangat luar biasa bagi 'pendatang' baru yang berasal dari luar Inggris.

Setelah keempat album yang menawarkan pakem musik heavy metal klasik tersebut, baru pada tahun 1977-1979 mereka mencoba bereksperimen mencoba meramu konsep musik dynamic-metal rock-nya dengan sentuhan progressif rock. Akhirnya rilis 2 album yang sangat kental dengan aroma progressif rock yaitu; 'Hemisphere' (1977) dan 'Farrewell To a King' (1978).

Dalam album Hemisphere terdapat 1 lagu (Cygnus X-1) yang kemudian sempat dijadikan seminar astronomi tingkat dunia pada tahun 1979, karena berisikan syair tentang prediksi kiamat karena fenomena alam semesta / The Black Hole yang terjadi dalam salah satu rasi bintang Cygnus X-1, dimana merupakan temuan besar astronom/fisikawan mashur Stephen Hawking pada tahun 1971. Juga terdapat lagu-lagu yang menjadi klasik dan menjadi ikon dalam setiap konsernya, yaitu; The Threes dan La Villa Strangiato.

Memang yang unik dalam RUSH adalah kekuatan pada syairnya yang mencoba untuk menawarkan permenungan terhadap hal-hal yang universal, saintis - futuris bahkan kritikan perihal cara hidup kapitalisme dunia.... tidak ada lagu yang berthemakan cinta yang dihasilkan oleh grup band ini..... harap maklum, karena konon ketiga maestro ini berlatar belakang pendidikan teknik.

Permainan bass Geddy Lee juga menginspirasi permainan bass mendiang Cliff Burton, bassist kharismatik Metallica. Seperti diketahui grup band Metallica juga sebuah grup yang menggagas warna musik baru di-khazanah musik rock, yaitu aliran Trash Metal, yang ngetop diakhir tahun 80-an hingga pertengahan 90-an.

Keunikan lainnya adalah penulis syairnya selalu Neil Peart dan penggubah melodi-nya adalah Geddy Lee dan Alex Lifeson. Bahkan sampai pada album terbarunya; 'Snake and The Water' (2007).

Juga mereka termasuk patuh pada arahan produsernya perihal pilihan nuansa / warna musiknya yang tengah menjadi demam pada masa setiap album dikeluarkan.... misal;

- pada era heavy metal tahun 70-an, empat album tersebut di atas dirilis dengan konsep dimana musik heavy metal menjadi demam bagi penggemar musik rock.
- pada akhir 70-an, mereka mencoba untuk menawarkan konsep progressif rock dalam album 'Hemisphere' dan 'Farewell to a king'.

Pada awal 80-an, mereka kembali mencoba untuk menawarkan konsep musik New Wave, dimana tarikan vokal Geddy Lee diturunkan tensinya menjadi tidak 'ngotot' dan melengking melainkan cenderung datar. Juga pada album-album mereka di era ini, grup musik ini mulai aktif menggunakan synthesizer, sehingga mulai berkesan 'manis' dan mulai 'langsung enak didengar'.

Album pertama di-era new wave mereka adalah 'Permanent Wave', dengan tembang andalan Spirit of the radio (sempat hampir setahun menduduki peringkat atas deretan lagu-lagu favorit di UK tahun 1980) dan Freewill, juga Natural Science.

Pada album yang dirilis tahun 1981; 'Moving Picture', menurut saya album inilah yang menjadi album 'pertama' mereka dipenggemar musik tanah air dengan tembang 'pasarannya' ; Tom Sawyer. Seingat saya lagu ini amat-amat digandrungi oleh anak-anak smp seusia saya pada tahun 80-an di Malang sana. Juga Yyz dan Red Barchetta.

Menurut saya, pada tahun 80-an ini adalah era keemasan RUSH, yang dilanjutkan dengan era-era kharismatis-nya pada tahun-tahun setelahnya hingga kini.

Julukan mereka dalam setiap konser yang pasti dihadiri oleh puluhan ribu penggemarnya adalah 'the great band in this universe' (mungkin ini terkait dengan salah satu lagu di album 'Hemisphere' tersebut yang berhasil dijadikan perbincangan oleh kalangan astronomi tingkat dunia).
Konser mereka yang dikemas dalam album 'The Exit Stage Left Live' membuktikan akan hal ini. Dalam album 'Signal' (1982) - menurut saya relatif lemah, karena berupaya untuk menutup bayang-bayang album sebelumnya - yang unik dalam album ini adalah lagu yang berjudul Chemistry. Juga terdapat lagu-lagu andalan macam; Subdivisons, The New World Man dan The Analog Kid.

Pada 1984, mereka merilis album 'Grace Under Pressure' - yang menurut saya - tidak ada lagu yang dominan tapi bagus semua. Rancak dan dinamis. Tidak berlebihan bila saya menilainya sebagai album terbaik mereka selama 38 tahun ini.

Lagu-lagu nya seperti The Enemy Within, After Image, The Body Electric dan Distance Early Warning, seakan merupakan kumpulan konsep musik paduan antara heavy metal, progresif dan new wave dalam komposisi yang tepat...... ssssttttt dalam album ini pula potongan rambut Alex Lifeson berubah dari gondrong poni menjadi sisiran panjang pinggir ala Duran-Duran.... potongan rambutnya ini bertaham hingga saat ini, walaupun sekarang sudah menjadi lebih pendek potongannya.

Pada tahun 1985 dan 1987 grup musik ini sempat 'terjebak' untuk mengikuti aliran jazz fusion dalam albumnya; 'Power Window' dan 'Hold Your Fire'. Dalam kedua album ini, mereka melantunkan lagu-lagu yang justru nuansa menutupi ikon instrument dominan grup ini, yaitu permainan drum-nya Neil Peart.

Mungkin kedua album ini memang dirancang untuk menawarkan musik jazz rock pada penggemarnya. Tidak banyak lagu yang 'menggigit' dari kedua album tersebut, kecuali; The Big Money (ini lagu sindiran atas perilaku kapitalisme dunia), The Manhattan Project (kritikan atas dampak atas bom atom Hiroshima/Nagasaki), Hold Your Fire (ajakan perdamaian dunia pasca perang dingin), Time Standing Still, Prime Movers dan Force Ten.

Pada tahun 1988 mereka menggelar konser 'The Show Of Hands' . Saya punya piringan LD-nya. Menurut saya konser ini adalah konser terbaik dalam hal kualitas bemusiknya yang sangat prima di atas panggung dalam tempo 2,5 jam dengan membawakan lagu-lagu yang dinamis. Juga dalam konser ini Neil Peart benar-benar unjuk kebolehan dalam memainkan solo drum / Rythm Methods dengan menunjukkan kemampuannya dalam menggembuk drum dengan kecepatan 1/16 ketukan !

Dua album yang rilis pada tahun 1989 ('Presto') dan 1991 ('Roll The Bones'), merupakan era dimana mereka harus beradaptasi terhadap iklim bermusik balada dengan mengedepankan permainan dan kualitas drum yang 'alami' / bukan drum listrik.

Cukup menarik karena merupakan kumpulan lagu-lagu rock-ringan dengan tensi memainkan instrumen yang diturunkan oleh produsernya, yaitu; Rupert Hine, yang juga berpartisipasi sebagai pengisi shyntesizer.

Lagu-lagu yang menarik dalam kedua album ini adalah; The Pass, Show don't tell, Super Conductor, Bravado dan The Dream Line.

Setelah dua album yang 'kalem' tersebut, maka tahun 1993 mereka berganti produser dengan menelurkan album 'Counterpart' dimana mencoba untuk mengembalikan 'kejayaan' mereka dalam ber-new wave pada tahun 80-an. Cukup menarik karena terdapat lagu instrument Leave That Things Alone yang akhirnya menjadi lagu wajib pada setiap konsernya pasca tahun ini.

Sejak album ini, grup ini mulai memperpanjang produktifitasnya dari tradisi 2 tahunan menjadi 'molor' menjadi 3 tahun bahkan 5 tahun....pada tahun 1996 mereka merilis album 'Test for Echo' yang juga - menurut saya - mencoba untuk menawarkan kembali konsep bermusik metal dan bersaing dengan musisi-musisi jenis musik yang sama pada tahun tersebut.

Setelah konser 'Different Stage Lives' yang kebanyakan di Amrik, perlu waktu hampir 8 tahun mereka vakum (dimana terdapat kisah perjalanan permenungan Neil Peart yang keliling Amerika menggunakan motor gede-nya, konon dia hampir celaka dan menghadap sang penguasa. Perjalanan panjang ini sebagai pelampiasan atas duka mendalam setelah ditinggal Istri karena kanker dan anak perempuannya karena kecelakaan mobil. ), sebelum pada tahun 2004 mereka rilis album 'The Vapor Trails'.

Setelah album ini, mereka mulai 'menjarah' penggemarnya di negara dunia ketiga, yaitu dengan menggelar konser di Brazil. Mereka unjuk kebolehan bermusik di atas panggung dihadapan 30 ribu penggemarnya. Fisik prima mereka patut diacungi seluruh jempol yang kita miliki, karena hampir 3 jam mereka melantunkan tembang-tembangnya mulai yang lama dan terbaru..... dari tampilan DVD-nya ciamik, namun belum bisa mengalahkan totalitas 'The Show Of Hands'.

Namun aksi prima Neil Peart dalam bersolo drum memang top markotop, sip markosip !! ... menurut saya ini adalah aksi terbaik solo drum-nya Neil Peart. Bayangkan, kedua tangan dan kedua kakinya dapat bergerak mengaransir melody drum yang berbeda-beda dalam waktu bersamaan. Mungkin kemampuan drummer seperti itu tidak banyak di bumi ini.

Tahun 2007, mereka rilis album terbarunya 'Snake and Water'.... nah yang ini saya malah belum beli albumnya... tapi dugaan saya album ini berisikan lagu-lagu dan konsep musik yang 'hanya' mempertahankan kharismatiknya sebagai grup band kelas dunia, tidak menawarkan hal-hal baru karena telah diexplore habis-habisan pada tahun 70-80-an.

Demikian tambahan dari saya tentang RUSH... semoga saling mengisi dan menambah wawasan kita atas grup band yang juga fenomenal ini.


Regards,

Anton Joedijanto.
Medio Maret 2008.
Pernah saya posting di millist Club-80an.

Jumat, Januari 23, 2009

Mohon ijin belajar nulis format Inggris = Thanks God Its Friday.

This evening I have a plan to hanging out with my beloved wife.

Today is Friday. It is meaning that tommorow I will be having extraordinary time to be happy with my family for two days plus one day of Chineese new year. That's why now I have desire to spend my time just with my wife. Just both of us, like a new married couple.

Watching a movie sounds a great idea. I would prefer Planet Hollywod 21 studio which is showing a movie named; Red Cliff II.

My wife and I had already watch the previous serie of this movie in original DVD format a week ago.

So I just can't wait the time to go faster until 5 pm and I will meet my wife with her nice smile.

What would happen among us during the dark in the cinema, it is absolutely our business.

Regards,
Anton Joedijanto.
Jakarta, January 23, 2009

Madiun Up Date.

Saya memiliki hubungan emosional yang dalam dengan kota Madiun. Bukan karena saya dilahirkan dan besar ataupun pernah tinggal lama di kota ini, melainkan karena kedua orang tua saya tinggal di kota ini.

Dalam sejarah kehidupan saya sampai saat ini, seingat saya, saya pernah tinggal hanya selama satu bulan di Madiun. Pada tahun 1994-an setelah saya lulus kuliah dan belajar setir mobil, karena sekolah nyetir mobil di Madiun biayanya relatif murah. Waktu itu saya punya rencana untuk bisa setir mobil sebagai bekal, jaga-jaga kalo saya nanti dapat pekerjaan di kota besar seperti Jakarta. Lha repotnya, setelah empat belasan tahun lebih kerja, saya tidak berani nyetir mobil di Jakarta. Lagi pula saya belum punya mobil.

Selebihnya dari selama sebulanan tersebut di atas, saya tinggal di Madiun dalam hitungan minggu bahkan hari, kalo nggak libur, cuti atau berlebaran sungkem sama orang tua.

Dan beberapa bulan yang lalu saya sempet mampir ke Madiun.

Madiun sekarang sudah mulai berubah menjadi kota Meropolis. Buktinya sudah ada hypermarket Giant dan Carrefour di sana.

Sebetulnya sayang, soalnya kalo berbelanja di pasar tradisional Madiun seperti Pasar Kawak atau Pasar Gede (yang kemarin barusan kebakar / masih dalam penyelidikan Polisi apakah di- atau ke-bakar) itu nyaman sekali. Pasarnya bersih, sosiologinya apik, yang jualan santun, tawar-menawarnya enak dan yang penting bisa nempur sama yang jualan. Apakah nempur beras atau nempur minyak.

Menikmati sarapan pagi berupa lontong pecel pincuk di Pasar Kawak merupakan kenikmatan tersendiri, sambil ngobrol pake bahasa Jawa dengan penikmat sebelah, ditengah-tengah orang yang lagi bertransaksi barang dagangan di dalam pasar, biasanya sembako dan pernik bumbu-bumbu-an dapur.

Bioskop yang –dulu- bergengsi bernama Madiun Theater (MT) sudah bubar, diganti semacam rumah makan berbentuk food court. Tapi bioskop yang ada di dekat alun-alun yang biasanya suka muter film-film panas (ini bukan panas kebakaran tapi panas jenis HOT untuk ukuran 17 tahun ke atas, bukan ke samping) alias adegan ranjang (ini juga bukan adegan ranjang sekedar melipat sprei atau menata sarung bantal dan guling di atas ranjang tapi dua orang berlainan jenis yang berguling-guling di atasnya sambil mengumbar hasrat).

Di seberang MT ada diskotik namanya Fire. Saya hanya membayangkan bagaimana model Clubbing di dalamnya karena kota Madiun itu atmosfer-nya pedesaan.

Tapi meskipun beratmosfer desa, Madiun mampu menunjukkan bukti sebagai kota yang berskala makmur. Ya makmur dalam pengertian dari hal yang paling sederhana yaitu kebersihan kota-nya, termasuk bahasan suasana pasar tersebut di atas.

Belum pengelolaan sampahnya. Apik. Madiun sempat beberapa kali mendapatkan piala Adipura, padahal –menurut cerita juga pengamatan saya- sebelum pertengahan hingga akhir 80-an, Madiun termasuk satu diantara beberapa kota yang terkotor di Jawa Timur.

Kalo kita jalan-jalan keliling Madiun, paling sip naik sepeda pancal atau mbecak atau bisa naik sepeda motor kalo nggak tahan panas terik siang hari, maka akan terlihat kondisi jalannya bersih, rata / jarang yang nggronjal-nggronjal yang menyebabkan sepeda atau becak jalannya mbendhal-mbendhal, lalu lintas teratur dan di beberapa daerah (poros jalan Diponegoro sampai jalan Pahlawan) akan mudah tercium bau aroma bakaran daging sate kambing/ayam.

Juga menurut saya tingkat pengangguran di kota ini juga rendah. Buktinya jarang sekali ditemui adanya pengemis/pengamen di pusat-pusat pembelanjaan. Atau mungkin justru mereka pindah untuk menjadi pengemis/pengamen di kota lainnya, itu yang belum saya dapatkan gambarannya.

Menurut saya, tingkat kemakmuran kota Madiun ‘hanya’ mengandalkan produk pertanian (sentra padi poros Ngawi-Caruban), sentra jalur transportasi kereta api (dilewati oleh macam-macam kereta api jurusan arah ke wilayah barat lewat jalur selatan) dan industri gerbong kereta api. Juga industri gula putih (ada beberapa pabrik gula putih yang beroperasi sedjak jaman Indonesia masih bernama Hindia Belanda) serta wilayah strategis militer AU.

Wah, lha kalo gitu tidak hanya 'hanya' donk. Poinnya adalah pemerintah daerah Madiun mampu mengelola pemasukan daerahnya untuk dijadikan pemastian kemakmuran masyarakatnya.

Madiun dari dulu masih berkesan menjadi kota yang sepi, kecuali pas lebaran tiba.

Byuh, orang-orang yang menjadi pengembara di beberapa kota besar di Indonesia (juga mungkin di luar negeri) tumpek blek kalo pas lebaran. Bisa ngantri panjang kalo mau andhok nasi pecel di daerah Sleko, pas malam hari.

Ciri khas suasana panas teriknya juga masih ada sampai sekarang. Istilahnya panas ngenthang-ngenthang kalo siang hari tanpa hujan. Tapi justru cuaca tetap seperti inilah yang menyebabkan wanita Madiun itu kebanyakan berparas manis sampai ayu. Jarang ada cewek Madiun yang berjerawat, menurut saya.

Hal ini karena –mungkin- mulai kecil mereka sering menyeka keringat karena panas ngenthang… jadinya kulit pipinya dan beberapa wilayah sekitar wajahnya menjadi halus. Kalo warna kulit apakah sawo matang, coklat, kuning langsat hingga putih, itu sudah turunan genetika.

Juga abab-nya menurut saya beraroma khas, karena –mungkin- pengaruh kualitas air sumur di Madiun yang banyak mengandung Kalsium.

(Note: untuk topik yang mengulas abab, akan saya bahas tersendiri.)

Madiun memang kota di mana menjadi perbatasan kultur antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kalo didengar dari dialek dan cara penuturan, bahasanya relatif halus dibandingkan dengan dialek Jawa Timur-an poros Surabaya-Malang. Tata bahasa dan dialek Madiun itu sudah kebarat-barat-an (baca= kulonan, hampir sama dengan Surakarta walau tidak sehalus Surakarta).

Kuliner-nya juga demikian. Apa yang ada di Jawa Tengah tapi tidak seberapa disukai orang Jawa Timur ada di Madiun, seperti: Tong Seng, Sop Kambing, Timlo, Tengkleng (ini sangat dimungkinkan ada pengaruh kuliner Solo)

Sebaliknya, beberapa kuliner yang ada di Jawa Timur tapi nggak seberapa disukai sama orang Jawa Tengah, juga ada di Madiun, kayata; Rujak Cingur, Tahu Campur, Tahu Tek-Tek (pengaruh Surabaya untuk makanan berbasis petis) dan Rawon daging yang kuahnya berwarna hitam kecoklatan karena menggunakan kluwek.

Tingkat inflasi di Madiun juga cukup rendah. Lha buktinya harga sepotong Intip Kertan (Jadah bakar) yang pada tahun 90-an masih 50 rupiah, sekarang cukup menjadi 150 rupiah.

Demikian laporan sekilas tentang Madiun (bacaan dalam bahasa Jawa-nya= Mediyun. Konon dari asal kata 'ono Medi lagi Ayun-ayun'...)

Gara-gara hubungan emosional tadi, saya punya cita-cita juga nanti kalo punya rejeki pas pensiun mau menghabiskan masa pensiun di kota Madiun ini. Selain tingkat ekonomi kehidupan kotanya yang memungkinkan bagi pensiunan, juga saya ini cocoknya hidup di daerah panas. Kalo saya hidup di daerah dingin, kulit kaki saya pecah-pecah.

Salam,
Anton Joedijanto.
23 Januari 2009.