Selasa, Januari 27, 2009

'Cerita Tentang Kentut.'

Saya mencoba untuk mengulas menariknya fenomena kentut, berkentut dan beberapa hal yang mungkin menarik untuk diketahui walaupun sebelumnya mungkin tidak menarik sama sekali.... bahkan mendengarkannya pun enggan.

Begini, kisaran 2 tahun yang lalu ketika sedang jadwal boarding di ruang tunggu bandara Cengkareng, saya duduk bersebelahan dengan seorang pria paruh baya yang saya yakin bukan orang kita, tapi bisa jadi orang Jepang.

Orang itu asyik membaca buku yang saya yakin sebuah novel karena ukurannya sebesar rata-rata buku novel.

Nggak berapa lama setelah kami berdiam diri dengan kesibukan masing-masing (saya asyik kirim-kiriman sms... yang pasti bukan untuk ulasan perihal kentut)... tiba-tiba dia memiringkan badannya berlawanan arah dengan sisi saya yang artinya memiringkan pantatnya ke arah tempat saya duduk daaaann.... timbul bunyi mak 'prootth' ... rupanya dia kentut dengan seksama, ke arah saya !

Saya sempet mau tersinggung... saya liat dia... tapi demi melihat ketekunannya dia baca novel itu dan saya liat orangnya terpelajar.... saya jadi urung tersinggung.... dan yang penting kentutnya ternyata tidak memberikan dampak nyata berupa bau yang tidak sedap.

Saya harus balas !... bener nggak lebih dari 10 menit saya konsentrasikan diri (sambil tetap berlagak kirim sms) untuk bisa mengolah chemistry dalam lambung dan usus saya untuk menghasilkan gas yang bisa diledakkan dalam bentuk kentut melalui mekanisme yang sedikit dipaksakan....

Benar... saya pun mulai meniru yang dia lakukan 10 menit yang lalu terhadap saya. Tapi karena mungkin ini tipe kentut yang tidak rela, maka bunyinya pun berkesan malu-malu.... mak 'tiuuuuuttt'... dan dijamin tidak berbau, karena saya yakin tidak sedang kebelet dan memang bukan penggemar makanan yang menyebabkan kentut saya bau... istilahnya saya ini mungkin tipe orang penghasil kentut yang elite... nggak norak.

Poin-nya bukan itu.... saya nunggu reaksi dia.... dan ternyata dia nggak bergeming !!! padahal saya yakin dia bukan orang yang tuli. Demi mendengar suara kentut saya yang radha-radha aduhai itu, ternyata dia tetep tekun membaca novelnya dengan seksama... mungkin dia baca buku tentang ; Uji Coba Reaksi Orang Ketika Kita Sedang Kentut.

Ya udah satu sama, pikir saya.... dan yang penting aksi saling balas kentut ini tidak menimbulkan prahara yang tidak perlu di ruang tunggu bandara Internasional ini.

Dari kejadian itu saya jadi mikir..... Ooooo berarti memang ada penyadaran dari orang sana bahwa berhajat kentut itu merupakan kebutuhan biologis yang tidak bisa dihindari oleh manusia siapa-pun dia dan bila perlu tidak usah ditahan, asal tidak membuat bising pendengarnya dan tidak membuat mabuk bagi yang mencium aroma tak terkendalinya....

Juga saya pernah punya kenalan orang Kanada, ketika kerja bareng di suatu lokasi remote di Kalimantan sana, pernah dia bilang kalo saya nggak perlu malu-malu kalo mau kentut.... kentut saja karena itu bisa membuat perut lega.... tapi dia sangat nggak setuju kalo ada orang tidak bisa menahan sendawa (glegek-en, jw) .. dia bilang itu seperti babi...

Waduh sempat bingung saya karena;

-pertama saya barusan mendapatkan kebebasan baru yang belum saya peroleh dari komunitas orang kita..... yaitu bebas kentut asal tidak bising dan tidak bau (wah untuk ukuran orang yang konsumsinya 4 sehat 5 sempurna plus sambel-2an pasti ini susah !). Repotnya justru dengan kebebasan yang diberikan oleh orang Kanada ini, malah saya tidak bisa kentut berhari-hari !

-kedua saya jadi mikir bagaimana caranya untuk tidak bersendawa sehabis makan.... maklum menu makanan orang kita memang sangat memungkinkan kita untuk bersendawa sehabis makan... selain juga kebiasaan kita yang cenderung harus merasa kenyang baru berhenti makan... bukan cukupkan makan supaya nanti merasa kenyang... dan ternyata pesan moral agar orang tidak bersendawa sembarangan memang bagus, yaitu kita dianjurkan untuk mencukupkan makan.

Jadi demikian... kembali ke urusan kentut. Sebagai tambahan lagi, bahwa jenis kentut juga berbeda-beda yang -menurut saya- bisa dikategorikan menjadi 2 kelompok utama;

1. Jenis kentut yang bertipe suara kencang (biasanya berbunyi mak 'thooooott'..atau..mak 'brhooott'... atau mak 'zzrrhhoongngng'), namun tidak menimbulkan bau yang signifikan.... ini biasanya dimiliki oleh orang-orang yang berkategori nothing too lose... enjoy the living... apa adanya.... dan menyatu dengan alam terbuka (down to earth). Dan cenderung dimiliki oleh kalangan wong cilik, karena memang keterbatasannya untuk mendapatkan kesempatan mengkonsumsi rupa-rupa makanan yang menjadi penyebab kentut menjadi bau...

2. Jenis kentut yang bertipe suara halus bahkan tidak terdengar, namun menimbulkan bau yang bisa membuat kecoa pingsan (biasanya berbunyi mak 'theessss' atau malah cuman mak 'ssttttt' dan paling banter paling cuman mak 'pheq !' kayak suara kodok ke-injek)..... ini biasanya dimiliki oleh orang-orang kantor-an, yang suka duduk ber-jam-jam tapi menahan-nahan aspirasi biologisnya demi kesopanan tapi malah menumpuk cikal bakal bau yang semerbak tidak enaknya.... atau dengan kata lain, tipe kentut ini dimiliki oleh sekelompok dan mungkin sebagian orang di dalamnya yang terbiasa hidup dalam keterpura-puraan.

Biasanya yang suka iseng suka mengeluarkan jenis kentut ini di ruang tertutup, macam dalam lift, dalam ruang meeting tertutup, dalam bus ac, dalam mobil ber-ac ketika rame-rame bareng pulang kantor atau bahkan di dalam pesawat terbang (kasus yang terjadi biasanya pas penumpang sudah pada berdiri antri mau turun dari pesawat)..... tujuannya ?? ya mungkin sekedar exhibionist.

Jadi ternyata kentut dan fenomena-nya itu menarik untuk dicermati, juga karena berkentut itu ternyata penting untuk dilampiaskan sebagai konsekuensi salah satu kebutuhan biologis, sejauh tidak menodai norma yang berlaku umum/disepakati dalam suatu komunitas.

Anton Joedijanto,
Jakarta, 12 maret 08.

'Perihal; Grup Band RUSH.'

Saya juga nge-fans sama grup musik asal Kanada ini.... begitu solid dan berenergi walaupun sudah menginjak usia grup hampir 40 tahun pertama berdiri, grup ini konon bernama Mahagony Rush, yang berkiblat bahkan mengadopsi habis konsep musik heavy metal-nya Led Zeppelin.

Album pertama mereka yaitu 'RUSH' yang rilis taun 1974 masih belum diawaki oleh Neil Peart. Bahkan lagu yang berjudul Finding my way dan Working Man, aroma Led Zeppelin sangat kental dalam album pertama ini, ada lagu yang sangat populer dan sempat 'dicari-cari' oleh anak-anak muda kita tahun 80-an, yaitu; In the mood.

Konon juga setelah album itu, terdapat perselisihan antara Geddy Lee (yang memang paling pinter dalam grup ini) dengan drummernya yang terdahulu. Lee tidak ingin RUSH menjadi epigonnya Led Zeppelin.

Karena perbedaan konsep bermusik tersebut, maka sang drummer tersebut digantikan oleh Neil Peart yang pada masa mendatang berhasil menawarkan konsep bermusik baru yang menjadi nyawa RUSH.

Dalam album 'Fly By Night', 1975, terdengar dengan jelas perbedaan aroma musik dalam RUSH setelah Neil Peart gabung dalam grup musik ini..... bukan menjadi heavy metal namun lebih menjadi dynamic - metal rock.... masih belum ke progressif rock.

Selanjutnya pada tahun yang sama rilis album 'Carress of Steel' pada tahun 1976 rilis album '2112'.... dengan tembang andalan yang berjudul sama, yang menurut saya menjadi salah satu ikon/lagu wajib dalam setiap konser mereka, yaitu The Temple of The Syrinx. Juga dirilis satu lagu yang sangat syahdu.... asli, ini adalah lagu paling melo yang pernah dirilis oleh RUSH, judulnya; The Tears.

Pada tahun 1976, setelah keempat album itu rilis, mereka mencoba 'nekat' untuk menggelar konser di tanah kelahiran musik rock modern yaitu Inggris dengan judul konser; 'All The World's Stage'. Tak dinyana, sambutan dari konser tersebut sangat luar biasa bagi 'pendatang' baru yang berasal dari luar Inggris.

Setelah keempat album yang menawarkan pakem musik heavy metal klasik tersebut, baru pada tahun 1977-1979 mereka mencoba bereksperimen mencoba meramu konsep musik dynamic-metal rock-nya dengan sentuhan progressif rock. Akhirnya rilis 2 album yang sangat kental dengan aroma progressif rock yaitu; 'Hemisphere' (1977) dan 'Farrewell To a King' (1978).

Dalam album Hemisphere terdapat 1 lagu (Cygnus X-1) yang kemudian sempat dijadikan seminar astronomi tingkat dunia pada tahun 1979, karena berisikan syair tentang prediksi kiamat karena fenomena alam semesta / The Black Hole yang terjadi dalam salah satu rasi bintang Cygnus X-1, dimana merupakan temuan besar astronom/fisikawan mashur Stephen Hawking pada tahun 1971. Juga terdapat lagu-lagu yang menjadi klasik dan menjadi ikon dalam setiap konsernya, yaitu; The Threes dan La Villa Strangiato.

Memang yang unik dalam RUSH adalah kekuatan pada syairnya yang mencoba untuk menawarkan permenungan terhadap hal-hal yang universal, saintis - futuris bahkan kritikan perihal cara hidup kapitalisme dunia.... tidak ada lagu yang berthemakan cinta yang dihasilkan oleh grup band ini..... harap maklum, karena konon ketiga maestro ini berlatar belakang pendidikan teknik.

Permainan bass Geddy Lee juga menginspirasi permainan bass mendiang Cliff Burton, bassist kharismatik Metallica. Seperti diketahui grup band Metallica juga sebuah grup yang menggagas warna musik baru di-khazanah musik rock, yaitu aliran Trash Metal, yang ngetop diakhir tahun 80-an hingga pertengahan 90-an.

Keunikan lainnya adalah penulis syairnya selalu Neil Peart dan penggubah melodi-nya adalah Geddy Lee dan Alex Lifeson. Bahkan sampai pada album terbarunya; 'Snake and The Water' (2007).

Juga mereka termasuk patuh pada arahan produsernya perihal pilihan nuansa / warna musiknya yang tengah menjadi demam pada masa setiap album dikeluarkan.... misal;

- pada era heavy metal tahun 70-an, empat album tersebut di atas dirilis dengan konsep dimana musik heavy metal menjadi demam bagi penggemar musik rock.
- pada akhir 70-an, mereka mencoba untuk menawarkan konsep progressif rock dalam album 'Hemisphere' dan 'Farewell to a king'.

Pada awal 80-an, mereka kembali mencoba untuk menawarkan konsep musik New Wave, dimana tarikan vokal Geddy Lee diturunkan tensinya menjadi tidak 'ngotot' dan melengking melainkan cenderung datar. Juga pada album-album mereka di era ini, grup musik ini mulai aktif menggunakan synthesizer, sehingga mulai berkesan 'manis' dan mulai 'langsung enak didengar'.

Album pertama di-era new wave mereka adalah 'Permanent Wave', dengan tembang andalan Spirit of the radio (sempat hampir setahun menduduki peringkat atas deretan lagu-lagu favorit di UK tahun 1980) dan Freewill, juga Natural Science.

Pada album yang dirilis tahun 1981; 'Moving Picture', menurut saya album inilah yang menjadi album 'pertama' mereka dipenggemar musik tanah air dengan tembang 'pasarannya' ; Tom Sawyer. Seingat saya lagu ini amat-amat digandrungi oleh anak-anak smp seusia saya pada tahun 80-an di Malang sana. Juga Yyz dan Red Barchetta.

Menurut saya, pada tahun 80-an ini adalah era keemasan RUSH, yang dilanjutkan dengan era-era kharismatis-nya pada tahun-tahun setelahnya hingga kini.

Julukan mereka dalam setiap konser yang pasti dihadiri oleh puluhan ribu penggemarnya adalah 'the great band in this universe' (mungkin ini terkait dengan salah satu lagu di album 'Hemisphere' tersebut yang berhasil dijadikan perbincangan oleh kalangan astronomi tingkat dunia).
Konser mereka yang dikemas dalam album 'The Exit Stage Left Live' membuktikan akan hal ini. Dalam album 'Signal' (1982) - menurut saya relatif lemah, karena berupaya untuk menutup bayang-bayang album sebelumnya - yang unik dalam album ini adalah lagu yang berjudul Chemistry. Juga terdapat lagu-lagu andalan macam; Subdivisons, The New World Man dan The Analog Kid.

Pada 1984, mereka merilis album 'Grace Under Pressure' - yang menurut saya - tidak ada lagu yang dominan tapi bagus semua. Rancak dan dinamis. Tidak berlebihan bila saya menilainya sebagai album terbaik mereka selama 38 tahun ini.

Lagu-lagu nya seperti The Enemy Within, After Image, The Body Electric dan Distance Early Warning, seakan merupakan kumpulan konsep musik paduan antara heavy metal, progresif dan new wave dalam komposisi yang tepat...... ssssttttt dalam album ini pula potongan rambut Alex Lifeson berubah dari gondrong poni menjadi sisiran panjang pinggir ala Duran-Duran.... potongan rambutnya ini bertaham hingga saat ini, walaupun sekarang sudah menjadi lebih pendek potongannya.

Pada tahun 1985 dan 1987 grup musik ini sempat 'terjebak' untuk mengikuti aliran jazz fusion dalam albumnya; 'Power Window' dan 'Hold Your Fire'. Dalam kedua album ini, mereka melantunkan lagu-lagu yang justru nuansa menutupi ikon instrument dominan grup ini, yaitu permainan drum-nya Neil Peart.

Mungkin kedua album ini memang dirancang untuk menawarkan musik jazz rock pada penggemarnya. Tidak banyak lagu yang 'menggigit' dari kedua album tersebut, kecuali; The Big Money (ini lagu sindiran atas perilaku kapitalisme dunia), The Manhattan Project (kritikan atas dampak atas bom atom Hiroshima/Nagasaki), Hold Your Fire (ajakan perdamaian dunia pasca perang dingin), Time Standing Still, Prime Movers dan Force Ten.

Pada tahun 1988 mereka menggelar konser 'The Show Of Hands' . Saya punya piringan LD-nya. Menurut saya konser ini adalah konser terbaik dalam hal kualitas bemusiknya yang sangat prima di atas panggung dalam tempo 2,5 jam dengan membawakan lagu-lagu yang dinamis. Juga dalam konser ini Neil Peart benar-benar unjuk kebolehan dalam memainkan solo drum / Rythm Methods dengan menunjukkan kemampuannya dalam menggembuk drum dengan kecepatan 1/16 ketukan !

Dua album yang rilis pada tahun 1989 ('Presto') dan 1991 ('Roll The Bones'), merupakan era dimana mereka harus beradaptasi terhadap iklim bermusik balada dengan mengedepankan permainan dan kualitas drum yang 'alami' / bukan drum listrik.

Cukup menarik karena merupakan kumpulan lagu-lagu rock-ringan dengan tensi memainkan instrumen yang diturunkan oleh produsernya, yaitu; Rupert Hine, yang juga berpartisipasi sebagai pengisi shyntesizer.

Lagu-lagu yang menarik dalam kedua album ini adalah; The Pass, Show don't tell, Super Conductor, Bravado dan The Dream Line.

Setelah dua album yang 'kalem' tersebut, maka tahun 1993 mereka berganti produser dengan menelurkan album 'Counterpart' dimana mencoba untuk mengembalikan 'kejayaan' mereka dalam ber-new wave pada tahun 80-an. Cukup menarik karena terdapat lagu instrument Leave That Things Alone yang akhirnya menjadi lagu wajib pada setiap konsernya pasca tahun ini.

Sejak album ini, grup ini mulai memperpanjang produktifitasnya dari tradisi 2 tahunan menjadi 'molor' menjadi 3 tahun bahkan 5 tahun....pada tahun 1996 mereka merilis album 'Test for Echo' yang juga - menurut saya - mencoba untuk menawarkan kembali konsep bermusik metal dan bersaing dengan musisi-musisi jenis musik yang sama pada tahun tersebut.

Setelah konser 'Different Stage Lives' yang kebanyakan di Amrik, perlu waktu hampir 8 tahun mereka vakum (dimana terdapat kisah perjalanan permenungan Neil Peart yang keliling Amerika menggunakan motor gede-nya, konon dia hampir celaka dan menghadap sang penguasa. Perjalanan panjang ini sebagai pelampiasan atas duka mendalam setelah ditinggal Istri karena kanker dan anak perempuannya karena kecelakaan mobil. ), sebelum pada tahun 2004 mereka rilis album 'The Vapor Trails'.

Setelah album ini, mereka mulai 'menjarah' penggemarnya di negara dunia ketiga, yaitu dengan menggelar konser di Brazil. Mereka unjuk kebolehan bermusik di atas panggung dihadapan 30 ribu penggemarnya. Fisik prima mereka patut diacungi seluruh jempol yang kita miliki, karena hampir 3 jam mereka melantunkan tembang-tembangnya mulai yang lama dan terbaru..... dari tampilan DVD-nya ciamik, namun belum bisa mengalahkan totalitas 'The Show Of Hands'.

Namun aksi prima Neil Peart dalam bersolo drum memang top markotop, sip markosip !! ... menurut saya ini adalah aksi terbaik solo drum-nya Neil Peart. Bayangkan, kedua tangan dan kedua kakinya dapat bergerak mengaransir melody drum yang berbeda-beda dalam waktu bersamaan. Mungkin kemampuan drummer seperti itu tidak banyak di bumi ini.

Tahun 2007, mereka rilis album terbarunya 'Snake and Water'.... nah yang ini saya malah belum beli albumnya... tapi dugaan saya album ini berisikan lagu-lagu dan konsep musik yang 'hanya' mempertahankan kharismatiknya sebagai grup band kelas dunia, tidak menawarkan hal-hal baru karena telah diexplore habis-habisan pada tahun 70-80-an.

Demikian tambahan dari saya tentang RUSH... semoga saling mengisi dan menambah wawasan kita atas grup band yang juga fenomenal ini.


Regards,

Anton Joedijanto.
Medio Maret 2008.
Pernah saya posting di millist Club-80an.

Jumat, Januari 23, 2009

Mohon ijin belajar nulis format Inggris = Thanks God Its Friday.

This evening I have a plan to hanging out with my beloved wife.

Today is Friday. It is meaning that tommorow I will be having extraordinary time to be happy with my family for two days plus one day of Chineese new year. That's why now I have desire to spend my time just with my wife. Just both of us, like a new married couple.

Watching a movie sounds a great idea. I would prefer Planet Hollywod 21 studio which is showing a movie named; Red Cliff II.

My wife and I had already watch the previous serie of this movie in original DVD format a week ago.

So I just can't wait the time to go faster until 5 pm and I will meet my wife with her nice smile.

What would happen among us during the dark in the cinema, it is absolutely our business.

Regards,
Anton Joedijanto.
Jakarta, January 23, 2009

Madiun Up Date.

Saya memiliki hubungan emosional yang dalam dengan kota Madiun. Bukan karena saya dilahirkan dan besar ataupun pernah tinggal lama di kota ini, melainkan karena kedua orang tua saya tinggal di kota ini.

Dalam sejarah kehidupan saya sampai saat ini, seingat saya, saya pernah tinggal hanya selama satu bulan di Madiun. Pada tahun 1994-an setelah saya lulus kuliah dan belajar setir mobil, karena sekolah nyetir mobil di Madiun biayanya relatif murah. Waktu itu saya punya rencana untuk bisa setir mobil sebagai bekal, jaga-jaga kalo saya nanti dapat pekerjaan di kota besar seperti Jakarta. Lha repotnya, setelah empat belasan tahun lebih kerja, saya tidak berani nyetir mobil di Jakarta. Lagi pula saya belum punya mobil.

Selebihnya dari selama sebulanan tersebut di atas, saya tinggal di Madiun dalam hitungan minggu bahkan hari, kalo nggak libur, cuti atau berlebaran sungkem sama orang tua.

Dan beberapa bulan yang lalu saya sempet mampir ke Madiun.

Madiun sekarang sudah mulai berubah menjadi kota Meropolis. Buktinya sudah ada hypermarket Giant dan Carrefour di sana.

Sebetulnya sayang, soalnya kalo berbelanja di pasar tradisional Madiun seperti Pasar Kawak atau Pasar Gede (yang kemarin barusan kebakar / masih dalam penyelidikan Polisi apakah di- atau ke-bakar) itu nyaman sekali. Pasarnya bersih, sosiologinya apik, yang jualan santun, tawar-menawarnya enak dan yang penting bisa nempur sama yang jualan. Apakah nempur beras atau nempur minyak.

Menikmati sarapan pagi berupa lontong pecel pincuk di Pasar Kawak merupakan kenikmatan tersendiri, sambil ngobrol pake bahasa Jawa dengan penikmat sebelah, ditengah-tengah orang yang lagi bertransaksi barang dagangan di dalam pasar, biasanya sembako dan pernik bumbu-bumbu-an dapur.

Bioskop yang –dulu- bergengsi bernama Madiun Theater (MT) sudah bubar, diganti semacam rumah makan berbentuk food court. Tapi bioskop yang ada di dekat alun-alun yang biasanya suka muter film-film panas (ini bukan panas kebakaran tapi panas jenis HOT untuk ukuran 17 tahun ke atas, bukan ke samping) alias adegan ranjang (ini juga bukan adegan ranjang sekedar melipat sprei atau menata sarung bantal dan guling di atas ranjang tapi dua orang berlainan jenis yang berguling-guling di atasnya sambil mengumbar hasrat).

Di seberang MT ada diskotik namanya Fire. Saya hanya membayangkan bagaimana model Clubbing di dalamnya karena kota Madiun itu atmosfer-nya pedesaan.

Tapi meskipun beratmosfer desa, Madiun mampu menunjukkan bukti sebagai kota yang berskala makmur. Ya makmur dalam pengertian dari hal yang paling sederhana yaitu kebersihan kota-nya, termasuk bahasan suasana pasar tersebut di atas.

Belum pengelolaan sampahnya. Apik. Madiun sempat beberapa kali mendapatkan piala Adipura, padahal –menurut cerita juga pengamatan saya- sebelum pertengahan hingga akhir 80-an, Madiun termasuk satu diantara beberapa kota yang terkotor di Jawa Timur.

Kalo kita jalan-jalan keliling Madiun, paling sip naik sepeda pancal atau mbecak atau bisa naik sepeda motor kalo nggak tahan panas terik siang hari, maka akan terlihat kondisi jalannya bersih, rata / jarang yang nggronjal-nggronjal yang menyebabkan sepeda atau becak jalannya mbendhal-mbendhal, lalu lintas teratur dan di beberapa daerah (poros jalan Diponegoro sampai jalan Pahlawan) akan mudah tercium bau aroma bakaran daging sate kambing/ayam.

Juga menurut saya tingkat pengangguran di kota ini juga rendah. Buktinya jarang sekali ditemui adanya pengemis/pengamen di pusat-pusat pembelanjaan. Atau mungkin justru mereka pindah untuk menjadi pengemis/pengamen di kota lainnya, itu yang belum saya dapatkan gambarannya.

Menurut saya, tingkat kemakmuran kota Madiun ‘hanya’ mengandalkan produk pertanian (sentra padi poros Ngawi-Caruban), sentra jalur transportasi kereta api (dilewati oleh macam-macam kereta api jurusan arah ke wilayah barat lewat jalur selatan) dan industri gerbong kereta api. Juga industri gula putih (ada beberapa pabrik gula putih yang beroperasi sedjak jaman Indonesia masih bernama Hindia Belanda) serta wilayah strategis militer AU.

Wah, lha kalo gitu tidak hanya 'hanya' donk. Poinnya adalah pemerintah daerah Madiun mampu mengelola pemasukan daerahnya untuk dijadikan pemastian kemakmuran masyarakatnya.

Madiun dari dulu masih berkesan menjadi kota yang sepi, kecuali pas lebaran tiba.

Byuh, orang-orang yang menjadi pengembara di beberapa kota besar di Indonesia (juga mungkin di luar negeri) tumpek blek kalo pas lebaran. Bisa ngantri panjang kalo mau andhok nasi pecel di daerah Sleko, pas malam hari.

Ciri khas suasana panas teriknya juga masih ada sampai sekarang. Istilahnya panas ngenthang-ngenthang kalo siang hari tanpa hujan. Tapi justru cuaca tetap seperti inilah yang menyebabkan wanita Madiun itu kebanyakan berparas manis sampai ayu. Jarang ada cewek Madiun yang berjerawat, menurut saya.

Hal ini karena –mungkin- mulai kecil mereka sering menyeka keringat karena panas ngenthang… jadinya kulit pipinya dan beberapa wilayah sekitar wajahnya menjadi halus. Kalo warna kulit apakah sawo matang, coklat, kuning langsat hingga putih, itu sudah turunan genetika.

Juga abab-nya menurut saya beraroma khas, karena –mungkin- pengaruh kualitas air sumur di Madiun yang banyak mengandung Kalsium.

(Note: untuk topik yang mengulas abab, akan saya bahas tersendiri.)

Madiun memang kota di mana menjadi perbatasan kultur antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kalo didengar dari dialek dan cara penuturan, bahasanya relatif halus dibandingkan dengan dialek Jawa Timur-an poros Surabaya-Malang. Tata bahasa dan dialek Madiun itu sudah kebarat-barat-an (baca= kulonan, hampir sama dengan Surakarta walau tidak sehalus Surakarta).

Kuliner-nya juga demikian. Apa yang ada di Jawa Tengah tapi tidak seberapa disukai orang Jawa Timur ada di Madiun, seperti: Tong Seng, Sop Kambing, Timlo, Tengkleng (ini sangat dimungkinkan ada pengaruh kuliner Solo)

Sebaliknya, beberapa kuliner yang ada di Jawa Timur tapi nggak seberapa disukai sama orang Jawa Tengah, juga ada di Madiun, kayata; Rujak Cingur, Tahu Campur, Tahu Tek-Tek (pengaruh Surabaya untuk makanan berbasis petis) dan Rawon daging yang kuahnya berwarna hitam kecoklatan karena menggunakan kluwek.

Tingkat inflasi di Madiun juga cukup rendah. Lha buktinya harga sepotong Intip Kertan (Jadah bakar) yang pada tahun 90-an masih 50 rupiah, sekarang cukup menjadi 150 rupiah.

Demikian laporan sekilas tentang Madiun (bacaan dalam bahasa Jawa-nya= Mediyun. Konon dari asal kata 'ono Medi lagi Ayun-ayun'...)

Gara-gara hubungan emosional tadi, saya punya cita-cita juga nanti kalo punya rejeki pas pensiun mau menghabiskan masa pensiun di kota Madiun ini. Selain tingkat ekonomi kehidupan kotanya yang memungkinkan bagi pensiunan, juga saya ini cocoknya hidup di daerah panas. Kalo saya hidup di daerah dingin, kulit kaki saya pecah-pecah.

Salam,
Anton Joedijanto.
23 Januari 2009.

Kamis, Januari 22, 2009

'Perihal; Grup Band Genesis.'


Bagi saya Genesis masih merupakan grup band dengan lagu-lagunya yang masih melekat di telinga saya sampai saat ini. Nggak kebayang ketika member band ini mengeluarkan album-album masterpiece mendunia pada usia 20-an tahun;

- Peter Gabriel
- Stephen Hackett
- Tony Banks
- Phil Collins
- Mike Rutherford ... (yang permainan bass-nya seolah tersembunyi / nggak dominan tapi kalo didengar baik-baik, permainannya bak orang jawa yang sedang klangenan...).

Hampir semua albumnya saya punya, kecuali yang keluaran pertama tahun 1968; 'From Genesis To Revelation'. Saya sempet denger 1-2 lagu di dalamnya antara lain; In Hidding dan The Conqueror. Menurut saya dalam album ini belum terdengar konsep musik mereka yang 'aneh', syair saintis dan semacam dongeng-dongeng mitos/legenda atau cerita-cerita kondisi sosial di Inggris pada abad pertengahan.

Pada album 'Trespass' (1971), konsep musik mereka mulai kentara. Menurut saya album-album Genesis era Peter Gabriel dan Phil Collins masing-masing punya masterpiece sendiri-sendiri.

'Album Selling England By The Pound' tahun 1974 dijadikan acuan habis-habisan oleh musisi-musisi Indonesia era tahun 70-an (grupnya Eros Djarot, Keenan Nasution dll.) ketika mengeluarkan album Badai Pasti Berlalu, salah satu lagu yang berjudul (kalo nggak salah) = Melody, pada bagian refrein-nya, terdapat satu nukilan aransemen melodi yang mirip dengan salah satu bagian lagu After The Ordeal.

Dalam album ini terdapat sebuah lagu yang merupakan metafora kisah cinta antara Romeo & Juliet tapi dalam kondisi sosial masa kini (tahun 70-an) yaitu; The Cinema Show.

Mendengarkan musik dan syair grup band Genesis era Peter Gabriel itu seperti mendengarkan dongeng-dongeng yang bisa jadi di negeri antah berantah. Seperti lagu The Fountain Of Salmacis (album 'Nursery Crime', keluaran 1972), yang menceritakan ada anak dewa yang dihukum menjadi hermaprodit gara-gara meminum air Salmacis..... hebatnya bisa dibikin lagu yang bisa didengar dengan melodi yang unik.

Ada juga lagu yang panjangnya nggak ketulungan, sampai 20-an menit; Supper's Ready dari album 'Foxtrot', keluaran 1972. Saya nggak bisa membayangkan, bagaimana mereka mengaransemen, memainkan dan merekam lagu ini. Padahal tahun 70-an teknologi rekaman musik belum memungkinkan untuk dilakukan pengulangan-pengulangan pada bait-bait / melodi-melodi tertentu. Jadi mereka mainnya langsung direkam, termasuk improvisasi-improvisasi yang dilakukannya secara spontan.

Sayangnya - namun keputusan ini yang menurut saya menjadikan Genesis tetap melegenda - Peter Gabriel harus mengundurkan diri setelah album 'The lambs lies down on Broadway', keluaran 1975. Lagu-lagu seperti The carpets crawlers, In the cage dan The colony of slippermen, menunjukkan kemampuan mereka dalam melakukan eksplorasi konsep bermusik dan bersyair di dalamnya.

Pada era Phil Collins, sempat 2 album grup yang memang diawaki personil-personil yang jenius dalam bermusik ini gamang dalam menawarkan model melodi dan gubahan syair pasca ditinggalnya Peter Gabriel.

Kedua album itu; 'Wind and wuthering' dan 'Trick of tail' keduanya pada kisaran tahun 1976 dan 1977, menurut saya melodi-melodi dan syair dalam kedua album ini sedikit 'memaksa' dengan karakter vokal Phil Collins.... tapi masih asyik juga (dasar nge-fans !)... apalagi kalo denger lagu One for The Vine, In The Quiet Earth, Squonk dan Los Endos dalam kedua album itu....... wah wah wah... kombinasi permainan intrument; melodi, bas, synthesizer dan drum-nya.... hhmmmmm membawa ke alam nirwana... apalagi kalo didengar di daerah yang berhawa sejuk kayak malang..... SIP.... wis pokok-e jan jos gandhos !

Pada tahun 1977 mereka melakukan konser musik yang menggunakan teknologi dry ice pertama di dunia . Setelah konser yang direkam dalam album 'Seconds Out' itu (salah satu bintang tamu dalam konser itu adalah drumer YES= Bill Bruford), gitarisnya Stephen Hackett hengkang dari Genesis (dia sempat bikin 1 album yang juga sempat dibicarakan anak-anak penyuka musik rock progresive pada akhir 80-an bersama Stewe Howe/gitaris YES dengan membentuk grup band bernama = GTR).

Dalam konser itu, permainan melody gitar Stephen Hackett dalam lagu fenomenal The Firth of Fifth serasa dalam dan menyeruak ke dalam relung sanubari terdalam, yang mampu membawa pendengarnya menerawang ke alam lain; menembus ruang dan waktu.

Album 'and then there were three' 1978 akhirnya hanya diawaki oleh 3 orang personilnya saja; Phil Collins, Tony Banks dan Mike Rutherford. Sekali lagi pada album ini, konsep musiknya juga 'memaksa' baik syair maupun gubahan melodinya. Bahkan Mike Rutherford yang biasanya nge-bass, menurut saya, juga dipaksa untuk menjadi mirip dengan sayatan gitarnya Steve hackett. Beberapa lagunya juga dijadikan referensi pemusik-pemusik Indonesia (grup Gank Pegangsaan), seperti; The Burning Rope, Follow you follow me dan Many too many.

Pada tahun 1980, mendadak sontak konsep bermusik mereka berubah total; lebih mendekati new wave, tapi tetap dengan nuansa 'aneh' dan dalam satu album menceritakan satu cerita yang runtut, yakni 'Duke'. Menurut saya, album ini adalah masterpiece-nya era Phil Collins.... dan era dimulainya konsep melodi musiknya berubah.... dari syahdu menjadi menghentak.

Saya sendiri baru kenal Genesis pada tahun 83-an, masih smp, pake celana pendek warna biru tua (dengan dengkul berwarna kecoklatan gara-gara di smp saya maktu itu ada kewajiban ngepel kelas).

Pas lagi ngetop-ngetopnya lagu Mama dan Home by The Sea dari album 'Genesis'. Karena jatuh cinta sama Genesis jadilah saya berburu ke album-album sebelumnya.

Album tersebut merupakan awal perubahan konsep musik grup band ini dari model progresive rock yang klasik dengan syair yang bernuansa dongeng dan sci-fi menjadi pop rock dengan syair yang berthemakan tentang cinta dan kritik sosial.

Seperti album 'Invicible touch', keluaran 1987 yang dalam beberapa lagu-nya merefleksikan kritik sosial atas berlakunya suatu sistem yang salah tapi terlanjur mendunia, yaitu; The Domino dan beberapa syahdu berthemakan cinta dengan syair yang dalam seperti Into deep.

Album 'We can dance', keluaran 1992, lebih memantapkan lagi bahwa Genesis telah beralih menjadi grup band pop rock dengan thema cinta dan kritik sosial yang menjadi andalan, seperti; Hold on my heart, No son of mine dan Driving the last spike (lagu ini menceritakan tentang beratnya kehidupan kaum buruh Inggris yang mengerjakan proyek rel kereta api di abad 19).

Kalo diperhatikan, pada era Phil Collins, ada bedanya karakter vokal Phil Collins pas nyanyi single dan nyanyi untuk Genesis. Untuk Genesis, karakter vokal Phil Collins sedikit 'ngotot'. Setelah tahun 2002-an sempet operasi pita suara, pasti ada beda kualitas suaranya.

Album terakhir Genesis Calling all the station, keluaran 1996, dirilis setelah Phil Collins memutuskan undur diri dari Genesis, tahun 1995. Dalam album ini, menurut saya lebih menunjukkan dominasi Tony Banks dalam mengaransemen musik dan menuliskan syair di dalamnya.

Pada tahun 1999, pernah digagas adanya reuni Genesis dengan formasi klasik. Sayangnya belum terealisasi. Mungkin faktor ego dalam berkonsep musik, setelah masing-masing personilnya telah menjadi musisi yang sukses. Dalam album kompilasi lagu terbaiknya keluaran tahun 1999, lagu The Carpets Crawlers sempat di daur ulang, dimana seluruh personil lamanya memainkan setiap instrument persis sama ketika lagu ini dimainkan 25-an tahun sebelumnya.

Baru-baru ini Genesis formasi Phil Collins melakukan konser reuni dan direkam. Saya belum punya yang rekaman CD album Live 2007.... saya liat di salah satu toko CD di PIM 2 lantai 4 kemarin ada.
Jaman sekarang memang jamannya audio CD, yang menawarkan kualitas suara bening, jelas tanpa distorsi. Tapi masalahnya, kuping saya ini termasuk kuping orang-orang ketika kualitas pita kaset dirasakan sebagai perwujudan kualitas suara yang terbaik pula, pada jamannya. Jadi seringkali saya rindu dengan suara kresek-kresek keluaran audio Tape (bacanya Tip, bukan Tape camilan yang diproduksi orang Bandung sebagai peuyeum itu) recorder. Kangen dengan suasana hati yang menunggu alunan melodi musik setelah suara kresek-kresek beberapa saat sebelum intro sebuah lagu masuk dari audio Tape (sekali lagi dibaca; Tip, huruf 'i' seolah ada penekanan huruf 'e' dalam konotasi rendah).

Pada jaman saya smp-sma dulu, perusahaan kaset yang khusus mengkopi grup-grup musik progresive namanya YESS, harganya 1.25 K atau 1250 rupiah.... sampulnya unik warna hijau atau biru gradasi putih dan ada logo grup musik YES (jaman masih boleh beredar kaset bajakan).

Demikianlah ulasan saya tentang grup band Genesis. Nanti saya juga akan ulas juga beberapa grup progresive rock tahun 70-an yang berimbas mendunia - setidaknya menjadi inspirasi bagi musisi di Indonesia - pada 80-an, macam; YES, Pink Floyd, ELP, Rush, marillion dll.

Anton Joedijanto,
Medio Pebruari 2008.
(sebagian saya posting dalam milis Club-80)

'Gerbang Dara.'


Dear All,

Siang ini, ijinkan saya untuk dapat sharing betapa banyak manfaat ketika kita bisa melakukan GERakan Bawa bekal / rantANG DAri RumAh.

Begini;

Sudah hampir 2 bulanan ini saya seringkali membawa makan siang yang orisinil masakan orang rumah, bisa masakan istri saya atau ibu mertua saya ketika berkunjung ke rumah saya yang kangen sama cucu-cucu-nya.

Banyak hal yang kemudian saya renungkan (sambil makan bekal rumahan itu) banyaknya manfaatnya, diantaranya;

1) Dijamin kebersihannya.

Setidaknya saya tahu persis kondisi dapur tempat memasak masakan bekal itu plus kebersihan peralatan masaknya.

Peralatan masak dan makan serta cara memasak, sangat penting diperhatikan tingkat kebersihannya supaya kita bisa terhindar dari ‘vitamin’-‘vitamin’ (ini bukan vitamin yang sebenarnya karena diimbuhi tanda petik di dalamnya) yang tidak diinginkan.

Saya punya pengalaman di salah satu rumah makan ketika makan siang di luar kantor. Pas saya ke toilet…lha dhalah, ternyata tempat cuci piring ada jadi satu di dalamnya. Dalam hal ini, tentunya masakan yang disajikan berpotensi mengandung ‘vitamin’ ‘E’ (ini juga bukan E yang sebenarnya, karena juga diimbuhi tanda petik).

Belum lagi kalo ternyata di dalam dapur rumah makan itu banyak Zorro-nya (baca = Coro / Kecoa) yang suka simpang siur di piring, sendok, garpu dan lain sebagainya. Sekali lagi, kita berpotensi terpapar ‘vitamin’, yang dikategorikan sebagai ‘vitamin’ ‘C’.

Dan yang paling HOT, adalah ketika para penjual makanan (yang juga pemasak masakan) di gerobak-gerobak dorong seperti; mie ayam, gado-gado, rujak buah, gorengan maupun soto ayam, yang kebanyakan adalah laki-laki.

Bisa dibayangkan, kalo mereka kebelet buang air kecil/pipis, karena biasanya beroperasi di jalanan maka kebanyakan akan pipis tidak di toilet umum. Dus berarti kedua telapak tangannya tidak dicuci setelah melakukan ritual pipis, dimana untuk kaum laki-laki pasti beberapa jemari tangannya (apakah tangan kanan atau tangan kiri) akan memegangi ‘As’-nya selama pipis (bahasa Jawa-nya ; di-tatur).

Tanpa cuci tangan, langsung masak. Nah, betapa lagi-lagi kita berpotensi mendapatkan asupan ‘vitamin’ yang kali ini namanya adalah ‘vitamin’ ‘K’ !

2) Menggunakan alat makan yang biasa digunakan keluarga.

Karena setidaknya saya tahu persis bagaimana perangkat makan itu dikelola/dirawat kebersihannya.
Kebayang kalo menggunakan sendok/garpu yang juga digunakan oleh orang lain. Iya kalo sendok makan bekas mulutnya Luna Maya atau Dian Sastro, menurut saya nggak masalah… lha kalo bekas mulutnya Budi Anduk (Tawa Sutra)… atau Tukul, nah ini yang perlu pertimbangan masak-masak.

3) Iritasi ! (maksudnya program pengiritan).

Sekali makan siang paling murah +- Rp. 9 ribu-an (nasi, lauk ikan/ayam, sayur dan teh tawar), itu kalo di kantin atau di Tria Dipa atau di warung makan seberang jalan dekat taman sana.

Lha kalo bawa bekal dari rumah, it’s absolutely free …. jadi uang untuk jatah makan siang bisa ditabung untuk akhir bulan dibelikan DVD / CD musik Original (misalnya).

4) Dengan menikmati masakan bekal dari rumah, kita bisa di-stimulasi untuk senantiasa inget sama orang rumah (baca = Istri dan anak-anak)…

Maklum, di Jakarta banyak goda-an ;) ….

Setidaknya dengan bawa bekal masakan rumah pas makan siang, bisa dihindari step-step berikut ini ;
- pertama makan siang bareng-bareng….
- sambil makan rame-rame sambil cerita sana-sini bahas hal-hal yang populer……
- lama-lama cuman makan siang berduaan dengan topik obrolan yang bernuansa curhat dari hati ke hati….
- lama-lama…… lama-lama……. ya lama-lama !

5) Menu masakan bekal dari rumah, biasanya dicukup-kan…

Jadi kita bisa menikmati makan siang dengan takaran yang pas, tidak kurang tidak lebih…. Apalagi nanti biasanya ada yang mau coba-coba incip sesendok dua sendok…. artinya jatah semakin berkurang. Dus berarti konsep ini cocok pula untuk mereka yang sedang diet.

Setidaknya 5 hal itulah yang sudah saya renungkan siang ini ketika saya menikmati menu bekal makan masakan orang rumah periode hari ini ; nasi putih, oseng daun pepaya, sambel teri dan ayam goreng tepung bagian paha sebelah kanan (lebih besar), plus jus jambu tanpa gula dan tanpa es (kalo yang ini pesan nitip sama Mas Cleaning Service.

Jadi hari ini jatah tabungan saya berkurang 3500 rupiah, plus tips buat Mas itu, yang jumlahnya saya rahasiakan. Tapi nggak masalah, karena kemarin saya sudah beli CD-nya Metallica album = Death Magnetic dan VCD Kung Fu Panda, hasil nabung sebulan).

Apabila dinilai Gerbang Dara ini berdampak menjadi tidak gaul, karena akan ter-stimulasi penikmatnya menikmati makan siang di dalam ruang kantor, bukan-kah nanti kita bisa rame-rame makan bekal itu di kantin atau tempat lainnya….. cuman pesen minum. Dus berarti, ngirit dapat, gaul dapat….

Paling resikonya cuman di-bathin sama pemilik kantin = “..waduh ‘rek….keliatannya kaya tapi kok cuman pesen minum doank…”

Tapi juga jangan keseringan makan masakan rumah di kantin/warung orang…. salah-salah nanti pemilik kantin atau warung itu akan melakukan Gemlonas…..

Apa itu Gemlonas ?.... Gemlonas itu singkatan dari; Gerakan MLOngo NASional.

Demikian Bapak dan Ibu yang budiman, sharing siang hari ini.

Semoga berkenan & bermanfaat.

Best Regards,
Anton Joedijanto.

Jakarta, 22 Desember 2008.

Rabu, Januari 21, 2009

'Black Hole = Kiamat yang nyata ?'

Perihal aktifitas Blackhole yang dahsyat, jadinya saya membayangkan seandainya bumi kita ini bersinggungan dengan zarah monster kosmik ini… mungkin ini yang disebut kiamat, dimana digambarkan dalam ayat suci: gunung-gunung berhamburan seperti kapas, manusia berterbangan seperti anai-anai, matahari dan bulan menjadi satu serta matahari bergulung-gulung…..

Pada tahun 1971, astronom-fisikawan Stephen Hawking menemukan fenomena Black Hole…. pada gugusan rasi bintang Cygnus X-1 di galaksi Bimasakti yang berjarak 10 ribu tahun cahaya….. (nama rasi bintang ini ada dalam salah satu lagu gubahan group band asal Kanada : RUSH, di album Hemisphere, tahun 1974 yang kemudian dijadikan seminar internasional pada pertengahan tahun 70-an).

Ya, Black Hole … zarah angkasa luar yang memiliki daya gravitasi yang sangat luar biasa (bahkan mampu membelokkan bahkan menyedot cahaya), itu yang terdekat dengan bumi (yang diketahui saat ini) adalah 10 ribu tahun cahaya…… padahal 1 detik cahaya (cahaya karena hasil reaksi alami, bukan cahaya lampu senter atau petromax juga bukan cahaya lilin ataupun kayubakar) mampu menjelajah sepanjang 300 Juta meter. Padahal sempat ada yang mengukur bahwa bumi dan alam semesta ini mengembang dalam keadaan statis dengan kecepatan +- 3200 km per detik.

Nah karena black hole itu suatu zarah yang memiliki gravitasi yang luar biasa kuat, hingga mampu ‘melahap’ suatu planet sekalipun, maka zarah ini diperhitungkan akan menetap pada kondisi semula atau tidak ikut mengembang seperti yang lainnya…..

Jadi bila memang jarak bumi dan tata surya ini menuju dengan tepat ke arah black hole dimana fenomena Cygnus X-1 ditemukan, maka perlu waktu selama =

(10.000 x 60 x 60 x 24 x 365 x 300.000) / 3200 = 2.97 x 10 pangkat 13 detik = 56.250.000 tahun mendatang, agar bumi dan tata surya ini bersinggungan dengan black hole….

… lha dalah, ternyata masih lama …. dari perhitungan otak atik gathuk koyo gethukdi atas, saya jadi mikir; jangan-jangan ada semacam keberulangan sistem di bumi ini, dimana sebenarnya ratusan juta tahun yang lalu bumi ini juga pernah dihuni oleh makhluk yang cerdas yang setara dengan manusia, namun karena suatu alasan mereka kemudian punah (atau pindah ke alam semesta lainnya namun masih tetap mengawasi bumi berikut isinya saat ini), tapi nggak sampai kiamat total……. dan kemudian ganti manusia (ya yang seperti kita-kita ini yang doyan nasi goreng) yang mendominasi bumi ini, hingga berkesempatan bertemu dengan kiamat yang sebenarnya kelak kemudian hari….

Tapi saya juga mikir lagi; iya kalo memang hanya black hole Cygnus X-1 saja yang ada di gugusan galaksi bimasakti …. Lha kalo ternyata ada yang beberapa puluh tahun saja dari bumi… bisa kebayang…...

Belum lagi kalo ternyata ada perhitungan bahwa setiap 100 tahun sekali kecepatan mengembang tata surya menjadi bertambah 10 kali lipat, karena sudah berjarak dekat dengan black hole….. semangkin singkat lagi….

Juga belum lagi kalo ternyata bumi dan system tata Surya terjebak masuk ke dalam lubang cacing (worm hole) yang akan mengantarkan ke dimensi baru alam semesta yang ndilalah-nya ternyata sebuah semesta yang kebetulan deket sama black hole… whalah..malah lebih cepet lagi… cuman sepersekian detik wis kiamat ndonya iki…

(note; untuk ukuran manusia, hanya ada 1 orang yang telah berhasil menembus dimensi ke 7, yaitu Nabi Muhammad dalam peristiwa spektkuler yang bernama; Isra' Mi'raj.)

Dan ternyata, kiranya memang benar… di galaksi Bimasakti, pada tahun 2005 kemarin terdapat konfirmasi ratusan black hole yang menyelinap dan siap ‘memangsa’ benda apa-pun yang melewatinya….

Mudah-mudahan kita semua adalah sekumpulan manusia yang senantiasa eling lan waspodo setiap saat hingga akhirnya bumi ini berkesempatan untuk bersinggungan dengan Blackhole.

Kekhawatiran akan keganasan blackhole inilah yang kemudian menjadikan ragu beberapa fisikawan (termasuk Stephen Hawking sendiri), ketika Large Hadron Collider/LHC di operasikan awal September yang lalu.


Jakarta, 28 Oktober 2008.

Anton Joedijanto.

Selasa, Januari 20, 2009

'Dinamika Seleksi Alam Sistem Finansial Global.'

Dear All,

Sekedar sharing informasi, perihal adanya kecenderungan terjadinya perubahan system financial dunia yang sangat mendadak, dimana ‘hanya’ diperlukan waktu +- 3 hari sejak dirilisnya kesadaran publik melalui media massa bahwa di AS terjadi krisis ekonomi terburuk sejak tahun 1930-an (pada 17 Sept. 2008), dilanjutkan dengan bangkrutnya Lehman Brothers yang diprediksi berdampak pada berhentinya investasi modal di Indonesia dan akhirnya berita tentang rontoknya Institusi Wall Street, sebagai dampak bangkrutnya Lehman Brothers sebagai salah satu perusahaan sekuritas terbesar di AS.

Ketiga berita tersebut dapat merepresentasikan suatu prediksi bahwa dalam waktu dekat ini terjadi efek domino (ini bukan domino yang buat main gaple loh..) berupa awal kebangkrutan sistem finansial global, yang diistilahkan sebagai Tsunami Finansial.

Well, menurut hemat saya terdapat suatu korelasi antara Global Warming dengan Tsunami Finansial. Kedua-duanya adalah akibat perilaku manusia yang seolah tiada pernah puas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Untuk sementara ini, hingga nantinya ada kecenderungan untuk menerapkan system baru secara global untuk menghindari dampak buruk bagi kelangsungan berkehidupan umat manusia di bumi ini, disepakati oleh beberapa Negara untuk menerapkan REDD (Reduction Emission for Degradation and Deforestation), untuk mereduksi Global Warming dan mulai disadari pentingnya berinvestasi logam mulia (emas) daripada uang (yang notabene ‘hanya’ lembaran kertas) oleh banyak Investor di seluruh dunia, untuk mengantisipasi Tsunami Finansial agar tidak lebih parah.

Sejauh pengamatan saya, untuk program REDD masih belum jelas bagaimana perangkat hukum pendukungnya dan mekanisme teknisnya yang akan diberlakukan di Indonesia. Sebenarnya, perangkat hukum pengelolaan lingkungan skala nasional yang dirilis di era awal BAPEDAL berdiri, sangat bagus dan konseptual untuk dapat diterapkan – bahkan hingga lebih dari 10 tahun sejak pertengahan 90-an.

Nah, sebaliknya untuk menghadapi Tsunami Finansial, upaya untuk antisipasi dari kalangan individu maupun institusi yang berkepentingan untuk menghindari adanya dampak yang merugikan sudah terasa sejak awal September 2008 yang lalu. Hal ini ditunjukkan dengan pergerakan perubahan harga emas yang sangat dinamis di Indonesia (baca: Jakarta), dimana pada awal minggu September 2008 sebelum terjadinya Tsunami Finansial pada waktu itu jatuh ke titik rendah pada kisaran Rp. 180 ribu-an per gram kadar 75% (mungkin ini salah satu dampak prediksi ‘keliru’ atas turunnya harga minyak dunia), kemudian tiba-tiba pada hari Jum’at minggu kemarin melonjak hingga Rp. 225 ribu-an per gram, setelah Lehman Brothers bangkrut….. mungkin hari ini bertambah lagi harganya.

Bisa jadi banyak orang sudah mulai bersiap-siap menghadapi adanya gejolak ekonomi ikutan di Indonesia beberapa bulan mendatang, dengan cara berinvestasi logam mulia / emas.

Demikian sedikit sharing informasi pagi hari ini…. eeeee mungkin diantara rekan-rekan ada yang berminat untuk mulai berinvestasi pada hal yang riil – bukan yang spekulatif macam bermain saham – yaitu membeli emas (tentunya setelah kebutuhan pokok terpenuhi termasuk sudah melakukan zakat/infaq/sedekah) … Lha daripada THR yang kemarin ‘hanya’ dibelikan baju lebaran doanks… baju lebaran taun kemarin khan masih bagus…. mending buat beli emas bangsa 1-2 gram… sambil merenungi tauladan khalifah-khalifah jaman dulu di era tahun 1100 – 1400-an, ketika system ekonomi global menggunakan mata uang logam mulia, bukan lembaran kertas.

Bisa jadi beberapa tahun mendatang sistem finansial global kembali ke jaman-jaman itu… dan itu pun sudah diawali oleh Uni Eropa yang mengeluarkan system uang logam beberapa tahun yang lalu.

Semoga berkenan.

Salam,
Anton Joedijanto.
Jakarta, 22 September 2008.

Senin, Januari 19, 2009

'Harapan Menjelang 2009.'




Dear All,

Sebagai manusia biasa yang senantiasa mendambakan adanya perbaikan perilaku manusia dalam berperikehidupan di bumi ini, maka ijinkan saya untuk sedikit menuliskan salah satu peristiwa yang menjadi awal perubahan budaya, tatanan hidup serta sistem ekonomi yang secara massive diberlakukan hingga lebih dari 6 dasawarsa.

Begini;

Sejarah mencatat bahwa 64 ½ tahun jang laloe, terjadi kisah dramatik yang menjadi titik balik Perang Dunia II yang terjadi di Eropa.

Pada tanggal 6 Juni 1944 di daratan Eropa di mulai suatu drama anti klimaks dominasi Jerman atas Eropa, melalui serangan besar-besaran sepanjang tercatat dalam sejarah oleh pasukan sekutu di daratan Perancis.

Invasi yang tidak pernah diduga sebelumnya oleh para petinggi Nazi - Jerman waktu itu (bahkan sang Fuhrer Hitler pada hari itu dalam keadaan sedang istirahat tidur dan tidak boleh seorang pun membangunkannya), dikenal hingga saat ini sebagai D-DAY.

Tidak pernah diduga sebelumnya, karena pada waktu itu sebagaimana cuaca umumnya di kawasan Eropa barat, sedang terjadi cuaca musiman yang tidak akan mendukung operasi militer. Selain itu pihak Jerman sangat percaya diri dengan sistem pertahanan di pantai Eropa barat yang membentang mulai dari Belgia hingga Perancis, berseberangan dengan kepulauan Inggris raya, yang di sebut dengan Atlantic Wall.

Operasi yang dimotori oleh dua jendral berbintang tapi dengan 2 kultur yang agak berbeda yaitu ; Dwight Eisenhower (AS) dan Montgomery (UK) dengan nama kode ; Operation Overlord ini dimulai pada +- pukul 11 malam 5 Juni 1944 dengan penerjunan besar-besaran tentara Amerika dari divisi lintas udara ke 101 dan ke 82, dibarengi dengan Divisi lintas udara Inggris ke 6 di jantung kota Perancis. Bayangkan pasukan yang diangkut dari sebanyak 13.000 pesawat penerjun dan 3.500 terbang layang tumplek blek malam itu di jantung pertahanan tentara Jerman di Normandia-Perancis.

Esok pagi-nya sekitar pukul 06:30, serangan dilanjutkan pada sisi pantai pertahanan Jerman di Normandia yang di sebut sebagai Pas de Calais tapi oleh pihak sekutu disebut dengan kode-kode sektor pantai ; Utah, Omaha, Sword, Juno dan Gold, setelah sebelumnya dibombardir habis-habisan dari laut oleh sekutu.

Direncanakan, masing-masing sektor pantai tersebut dibagi menurut negara-negara dari setiap pasukan yang akan didaratkan, yaitu ; Utah dan Omaha untuk pasukan AS, Juno dan Gold untuk pasukan Inggris, sedangkan Gold untuk pasukan Kanada, Australi dan Selandia Baru.

Dalam sejarah dicatat, tidak mudah untuk menaklukan pertahanan Jerman pada ke lima sektor di pantai-pantai itu. Ribuan tentara sekutu harus kelabakan dan setor nyawa ketika mendarat disambut dengan senapan berat 155 mm milik tentara Jerman. Diperlukan waktu +- 8 jam untuk menguasai, terutama sektor pantai Utah dan Omaha.

Pantai Omaha tercatat memakan korban terntara sekutu dalam hal ini AS paling banyak. Hampir 90% kelihangan tentara pada pendaratan pertama.

Memang pertahanan Jerman tersebut telah direncanakan oleh Jenderal kharismatik andalan sang Fuhrer, yaitu Erwin Rommel. Dia sangat menyadari bahwa suatu hari yang tidak akan pernah diduga, sekutu akan menginvasi Perancis, salah satunya dari pantai Normandia. Dia juga sangat menyadari bahwa serangan sekutu tersebut tidak akan pernah bisa dibendung, tapi paling tidak menurut Jenderal briliyan yang disegani oleh kawan dan lawannya itu, tempat-tempat pertahanan Jerman akan membuat hari-hari tentara sekutu menjadi hari yang sangat panjang, dan itu terbukti. Sayang, jenderal yang disebut juga sebagai Sang Rubah Padang Pasir ini harus mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, ketika dia sangat menyadari bahwa Jerman akan jatuh.....paling tidak itulah yang tercatat oleh sejarah.

Dari dominasi pasukan Amerika Serikat atas peran sekutu dalam operasi ini, dimana mereka justru diterjunkan pada medan-medan yang sulit, merupakan salah satu bukti bahwa bangsa ini terdiri atas orang-orang yang sangat kecanduan perang dengan sesuatu latar belakang yang sangat diyakini-nya....apa-pun itu.

Akhirnya setelah sukses dengan pendaratan mereka di Perancis dan membebaskannya pada 25 Agustus 1944, pasukan sekutu terus melakukan serangan-serangan yang terstruktur hingga ke jantung pertahanan terakhir Jerman di Berlin. Melalui perang-perang terkenal sejak D-DAY 6 Juni 1944 itu, seperti ; Operasi Market Garden (Belanda Sept. 1944), Ardennes Offensive / Battle Of The Bulge (Belgia awal Desember 1944 hingga Februari 1945), Perebutan Bastogne (Maret 1945) hingga berhasil masuk ke Berlin, setelah kota itu dibombardir habis-habisan oleh pasukan Rusia, dimana simpatisan sipil Nazi harus turut bertahan, tidak hanya tentara tapi termasuk wanita, orang tua dan anak-anak, akhirnya Jerman harus menyerah pada 7 Mei 1945.

Tercatat pula bahwa beberapa hari sebelum penyerahan itu, terjadi bunuh diri massal atas simpatisan Hitler, setelah sebelumnya dia dan kekasihnya juga melakukan bunuh diri.

Dari rangkaian cerita panjang lebar tersebut di atas, maka apabila kita kondisikan untuk berpikir ingin tahu, maka terdapat beberapa pertanyaan atas beberapa catatan sejarah yang berpuluh-puluh tahun dijadikan acuan untuk membentuk cara menilai dan berpikir atas latar belakang terjadinya perang dunia II dari generasi-generasi setelah perang dunia II itu berakhir.

Beberapa pertanyaan yang mengusik antara lain adalah ;

Latar belakang dari bangsa Jerman yang jelas-jelas menelan kenangan pahit atas kekalahannya dalam perang dunia I, untuk mendominasi kultur atau setidaknya sistem ekonomi yang ditawarkan oleh partai Nazi yang beraliran sosialisme itu, atas eropa yang kebanyakan menganut pola ekonomi kapitalisme pasca keruntuhan sistem monarki sebagai akibat tidak langsung dari revolusi industri di eropa pada pertengahan abad 19-an.

Pertanyaan lainnya adalah, bahwa selama rezim Hitler tercatat lebih dari 3 juta kaum yahudi menjadi korban tindakan atas paham fasisme nazi. Namun demikian tercatat pula bahwa selama invasi sekutu atas eropa dan jerman, tercatat korban tidak kurang dari 5 juta orang sipil akibat bombardir yang berturut-turut selama perang tersebut. jadi-nya impas ??....tapi kiranya, empati atas korban sipil akibat invasi sekutu tersebut selama ini tidak pernah dijadikan sebagai salah satu acuan untuk membentuk cara menilai dan berpikir tersebut di atas, dari generasi kita-kita ini.

Selain itu, keputusan pihak Amerika Serikat waktoe itoe untuk secara mendadak turut andil menjadi bagian sebagai pasukan Sekutu dalam kancah perang dunia melalui provokasi serangan Pearl Harbour.

Seperti diketahui bahwa menjelang perang dunia ke II, rakyat Amerika melalui konggresnya memutuskan untuk tidak terlibat dalam perang yang secara tidak langsung dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi Negara itu waktu itu, pasca keterpurukan/depresi ekonomi pada pertengahan hingga akhir tahun 1930-an.

Mungkin-kah justru agenda untuk melibatkan diri dalam perang eropa juga perang asia-pasifik oleh pihak Amerika adalah untuk mengambil kesempatan guna memperbaiki sistem ekonomi Negara itu setelah depresi ekonomi yang dialaminya ?

Juga kesempatan untuk melebarkan sayap untuk menerapkan sistem ekonomi kapitalisme yang relatif menguntungkan Negara-negara barat yang melibatkan diri sebagai aliansi pasukan sekutu waktu itu.

Dan sejarah pun mencatat bahwa sistem ekonomi kapitalisme menjadi dominan hingga lebih dari 6 dasawarsa setelah peristiwa heroik tersebut, sebelumnya terindikasikan sistem ekonomi itu runtuh pada bulan September 2008 yang lalu dalam skenario Krisis Finansial Global (saya sempat menulis tentang ini pada 22 September 2008 di forum ini).

Ya itulah faktanya ; sejarah akan ditulis oleh pihak yang menang. Tapi paling tidak terdapat ruang-ruang kosong dalam penulisan sejarah itu yang memberikan kita ruangan untuk berpikir lebih jernih dan imbang untuk menilai apa-apa yang terjadi sewaktu kisaran sejarah itu sedang terjadi.....termasuk latar belakang-nya....termasuk pula kita bisa menimbang-nimbang kultur, teknologi dan arah perubahan sejarah yang terjadi waktu itu, yang dilakukan oleh pelaku-pelaku sejarah yang dominan.......

Akhirnya kita ini kebetulan berkesempatan untuk dilahirkan sebagai bukan pelaku sejarah waktu itu, paling tidak sebagai penikmat sejarah yang telah tercatat......alias bukan sebagai pelaku tetapi penonton........

Dengan demikian tidaklah berlebihan apabila kita berharap pada tahun 2009 banyak orang semakin menyadari bahwa, dalam suatu peperangan, siapa-pun pihak yang menang atau siapa-pun pihak yang kalah, maka ada pihak yang paling menarik keuntungan yaitu golongan industrialis / pembuat mesin-mesin perang.

Selanjutnya, keuntungan yang diperoleh pun belum diketahui untuk tujuan/kepentingan apa nantinya digunakan…. Kalo untuk membuat senjata yang lebih baru lagi, artinya masih ada peluang untuk memprovokasi dunia atau sebagian kecil di dalamnya untuk melakukan perang (fisik), saling bunuh.

Tentunya pula pada tahun baru nanti, saya berharap semoga presiden baru Amrik, Barrack Husein Obama dapat membawa perubahan arah politik luar negerinya yang tidak seagresif pendahulu-pendahulunya, sebagaimana tercermin dalam beberapa pertanyaan atas kejadian perang dunia II tersebut di atas.

Itu belum yang perang Korea, perang Vietnam, perang Irak juga beberapa perang lainnya seperti gejolak di Amerika Latin dan Timur Tengah yang merupakan dampak atas diberlakukannya kebijakan politik luar negeri yang agresif serta upaya untuk melindungi suatu sistem ekonomi tertentu yang – sangat dimungkinkan – menguntungkan kelompok tertentu, di bumi ini.

Let’s save the earth from a silly war!

Nah, kembali kepada kenangan bersejarah atas peristiwa D-Day tersebut di atas, maka kelanjutannya adalah; karena kita-kita ini kebanyakan adalah penonton, ada baiknya kalo kita menikmati kejadian atas sejarah yang tercatat tersebut, yang berkaitan dengan D-Day dalam bentuk filem........

Ada beberapa judul film yang bagus dan cukup mewakili kejadian atas sejarah tersebut, untuk dikoleksi ataupun ditonton sebagai teman menikmati kripik singkong dan kopi manis panas (apalagi beberapa hari ke depan kita menikmati hari-hari penuh tanggal berwarna merah plus cuti-cuti bersama hingga awal tahun 2009), yaitu ;

1. The Longest Day, film yang dibuat hitam putih ini diproduksi pada tahun 1962, dengan bintang-bintang papan atas waktu itu dari beberapa negara yang terlibat sewaktu D-Day terjadi. Sangat rinci dan fair dalam pengertian mengulas apa-apa yang terjadi sebelum dan menjelang D-Day, baik di pihak sekutu maupun Jerman. Sutradara-nya saya lupa, tapi pemainnya antara lain ; John Wayne, Robert Mitchum, Robert Wagner, Richard Burton, Sean Connery dkk.

2. a bridge is too far, film ini produksi tahun 1977, yang menceritakan tentang Operasi Market Garden di Belanda yang memperebutkan sebuah jembatan vital yang menghubungkan belanda dengan arah ke jerman yang ternyata harus dibayar mahal oleh tentara sekutu, terutama Inggris. Pada film ini diceritakan bagaimana pentingnya informasi dan koordinasi sebelum melakukan sebuah operasi militer, dengan tanpa menganggap ringan kekuatan lawan. Sutradaranya adalah Sir Richard Attenbourgh (yang juga produsernya Jurrasic Park). Sedangkan bintang-2nya bener-bener kaliber papan atas, seperti ; Anthony Hopkins, Lawrence Olivier, Edward Fox, Gene Hackman, Robert Redford, Sean Connery, Michael Caine, Hardy Krueger, Ryan O'neal, dkk. Sekali lagi digambarkan dengan rinci dan fair, dimana pada akhir cerita pasukan jerman memberikan salut atas musuh-musuhnya (Inggris) yang akhirnya gagal dalam operasi militer yang berani tersebut.

3. Saving Private Ryan, film yang diproduksi pada tahun 1998 ini sebenarnya kisah fiktif yang menceritakan seorang perwira yang dengan teguh harus menjalankan misi menyelamatkan seorang prajurit yang kebetulan tinggal satu-satunya sebagai marga sebuah keluarga yang tersisa. Namun, gambaran yang disajikan cukup mewakili catatan sejarah akan pendaratan tentara Amerika di sektor pantai Omaha pada D-Day. Sutradara film ini adalah ; Steven Spielberg, dengan bintang-bintang yang juga ngetop antara lain ; Tom Hanks, Matt Damon, Tom Sizemore, Ed Burns dan Ted Davnson.

4. Band Of Brother, miniseri teve keluaran HBO produksi tahun 2001 ini menceritakan tentang prajurit yang tergabung dalam sahsatu kompi pasukan dari divisi lintas udara ke 101 Amerika Serikat, yang harus diterjunkan pada malam sebelum D-Day. Ternyata beberapa orang anggota pasukan ini harus dilibatkan pada perang-perang setelahnya. Merupakan gambaran yang cukup mewakili mulai D-Day hingga Fall of Berlin. Bintangnya yang ngetop cuman satu, yaitu ; David Schwimmer (bintang serial Friends). Tapi kali ini berperan sebagai perwira pelatih yang tidak disukai anak buahnya. Tapi produsernya yang ngetop, karena garapan dua orang yaitu ; Tom Hanks dan Steven Spielberg.

5. The Eagle Has Landed, film produksi tahun 70-an, bintangnya Michael Caine, Donald Sutherland dkk. Film ini adopsi dari kisah fiktif Novel laris yang berlatar belakang PD II karya novelis Jack Higgins (saya pernah baca waktu smp). Berkisah tentang satu regu pasukan khusus Jerman yang ditugaskan untuk membunuh Winston Churcill, ketika berlibur di Paris. Cukup seru karena ada intrik perseteruan antara etnik Irlandia dan Inggris dalam mendukung operasi rahasia ini. Selain itu, dalam film ini betapa digambarkan bahwa tentara Jerman itu memang tangguh bahkan sportif dan elegan, tidak selicik dan culas sebagaimana yang digambarkan kebanyakan film perang kelas B.

6. Enemy of The Gates, film produksi tahun 2001, dibintangi oleh Jude Law, Rachel Weisz, Ed Harris. Film ini menggunakan referensi kisah nyata kehidupan seorang Penembak Jitu (Sniper) Rusia yang bernama Vasily Zaitzev (diperankan oleh Jude Law) pada masa perang perebutan Stalingrad dan Leningrad pada tahun 1942-1944. Konon Vasily telah mencatat korban sebanyak 500-an serdadu Jerman melalui tembakan jitu-nya dan mengundang horror tersendiri bagi serdadu Jerman yang bertugas selama perebutan Stalingrad dan Leningrad, selain faktor berperang melawan iklim dingin tentunya. Dalam film tersebut digambarkan bagaimana serdadu sukarelawan Rusia tidak mempunyai pilihan selain harus berperang melawan tentara Jerman, karena bila mundur langsung dianggap desersi dan langsung di-eksekusi mati oleh atasannya masing-masing. Padahal, bila maju pun kemungkinan besar harus setor nyawa dihadapan senjata serdadu Jerman yang relative lebih lengkap. Istilah-nya Maju Kena, Mundur Kena. Juga di dalam film ini digambarkan pula adegan percintaan antara Vasily dengan kekasihnya (yang diperankan oleh Rachel Weisz) yang cukup HOT, karena digambarkan permainan cinta secara diam-diam diantara serdadu-serdau pria yang sedang tidur kelelahan…. (kalo adegan yang ini bisa jadi adalah reka-an/fiksi guna pemanis cerita sebagaimana ciri khas film keluaran Hollywood, juga bisa jadi wajah Vasily muda tidak seganteng Jude Law).

7. Downfall, film produksi tahun 2005, dibintangi oleh Bruno Ganz dan lain-lain aktor/aktris yang kebanyakan berasal dari Jerman. Film ini berkisah tentang hari-hari terakhir Hitler dan perwira-perwira setianya serta orang-orang terdekatnya di dalam bunker Berlin (di bawah kantor pusat Nazi), selama penyerangan akhir oleh tentara Rusia hingga penyerahan Jerman pada 7 April 1945. Digambarkan bagaimana Hitler menjadi kalut dan menyadari bahwa dirinya banyak dikhianati oleh perwira-perwira-nya beberapa bulan setelah serangan D-Day dilakukan oleh pihak Sekutu. Juga digambarkan betapa Hitler adalah sosok yang kharismatik dan disegani oleh orang-orang terdekat dan setia kepadanya, juga bukan seorang yang mau meninggalkan negaranya ketika dipastikan dalam beberapa jam akan dikuasai oleh tentara Rusia. Film ini mengacu pada kisah nyata yang disampaikan oleh mantan sekretarisnya Traudl Junge, yang diperankan oleh aktris cantik Alexandria Maria Lara (kalo ingin menerjemahkan lagunya Iwan Fals = Mata Indah Bola Ping Pong, silakan mengamati wajah aktris ini hingga tuntas), dimana turut menjadi saksi mata kisah-kisah memilukan di dalam bunker Berlin dalam masa-masa yang kalut dan mencekam. Juga dikisahkan dalam film ini, betapa kekalutan orang-orang yang menjadi pengikut setia Hitler mau mengorbankan dirinya secara bunuh diri, tidak hanya diri sendiri melainkan juga keluarganya, setelah mengetahui Hitler dan kekasihnya; Eva Braun, melakukan bunuh diri, setelah yakin Berlin akan jatuh di tangan tentara Merah Rusia. Adegan yang miris adalah bagaimana istri Joseph Goebels (ahli propaganda partai Nazi kepercayaan Hitler) membunuh ke enam anaknya menggunakan pil sianida setelah ditidurkan menggunakan obat tidur dosis tinggi, dilanjut bagaimana Joseph Goebles harus tega menembak istrinya sendiri sebelum menembak dirinya sendiri. Betapa memiluken. Film ini seluruhnya berbahasa Jerman, dengan judul film dalam bahasa Jermannya = Dier Untergang.

Tentunya sangat direkomendasikan untuk menikmatinya dalam format yang original / bukan bajakan….

Selamat menyimak dan mereka-reka sejarah yang terjadi 64,5 tahun yang lalu.......dimana kita semua masih berwujud sebagai salah satu molekul dalam protein nabati / hewani.

Semoga berkenan & bermanfaat.

Salam,
Anton Joedijanto.
Jakarta, 23 Desember 2008.